VOICEINDONESIA.CO, Jenewa – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan ketertarikan untuk mengadopsi sistem pemagangan Swiss yang dinilai berhasil membangun jembatan antara pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja. Ketertarikan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swiss di sela Konferensi Perburuhan Internasional ke-113 di Gedung PBB Jenewa.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menugaskan delegasi teknis yang terdiri dari Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial Indah Anggoro Putri, Dirjen Pengawasan Ketenagakerjaan Fahrurozi, dan Direktur Penyelesaian Perselisihan Agatha Widianawati. Dari pihak Swiss, hadir Kepala Direktorat Ketenagakerjaan SECO Jérôme Cosandey bersama jajaran.
Indonesia menegaskan pentingnya kerja sama bilateral yang menghasilkan program ketenagakerjaan nyata. Tiga fokus utama disampaikan yaitu peningkatan akses kerja bagi penyandang disabilitas, penguatan program pemagangan nasional untuk generasi muda, dan pengembangan keterampilan tenaga kerja di sektor energi terbarukan.
Baca Juga: Diduga Tahan Ijazah Karyawan, Wamenaker Datangi Tiga Perusahaan Ini
Yassierli menjelaskan bahwa sistem pemagangan Swiss tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mengutamakan pendekatan budaya dan partisipasi keluarga. Model ini dinilai sangat relevan untuk direplikasi di Indonesia dalam upaya mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dunia kerja.
“Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini dapat memberi dampak dan afirmasi langsung, khususnya bagi penyandang disabilitas yang kerap menghadapi hambatan dalam dunia kerja, sekaligus bertujuan pada akses yang inklusif pada kemandirian ekonomi,” kata Menaker Yassierli, Jenewa, Rabu (11/6/2025).
Baca Juga: Menaker Dorong Pengemudi Ojol dan Kurir Dapat Perlindungan Hukum
Indonesia juga mengusulkan digitalisasi layanan ketenagakerjaan publik yang lebih inklusif, termasuk peningkatan kapasitas petugas pengantar kerja dan penguatan sistem pembayaran upah digital. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi instrumen strategis untuk mendorong ketenagakerjaan yang lebih adil dan adaptif.
Sebagai tindak lanjut pertemuan bilateral ini, kedua negara direncanakan akan menyelenggarakan Labour Tripartite Dialogue ke-5 pada 21–24 Oktober 2025 di Bern, Swiss. Forum ini akan membahas Roadmap Kerja Sama 2025–2026 serta menyusun rencana aksi yang konkret dan terukur.
“Kami percaya, kerja sama bilateral ini menjadi instrumen strategis untuk mendorong ketenagakerjaan yang lebih adil, adaptif, dan inklusif, sesuai arah pembangunan Indonesia ke depan,” kata Yassierli.