VOICEINDONESIA.CO, Canberra – Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers menyebut kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat sebagai salah satu penyebab meningkatnya angka pengangguran di Australia.
Menurutnya, volatilitas ekonomi global akibat kebijakan tersebut berdampak langsung pada keputusan bisnis di dalam negeri.
Dalam wawancara dengan stasiun radio ABC pada Jumat (18/7/2025), Chalmers menjelaskan bahwa ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan tarif AS menjadi faktor utama yang membentuk lanskap ekonomi dunia saat ini.
“Volatilitas, ketidakpastian, dan hal-hal yang tidak dapat diprediksi telah menjadi ciri dominan dari ekonomi global, dan Australia tidak kebal dari dampaknya,” kata Chalmers.
Menurut Chalmers, pemerintah federal menerima banyak masukan dari pelaku usaha dan ekonom mengenai dampak kebijakan tarif AS terhadap iklim perekrutan tenaga kerja di Australia.
Baca Juga: Imigrasi Gelar Razia WNA di Ponogoro
“Orang-orang mulai menganggap ketidakpastian ini sebagai kenormalan baru, dan itu memaksa kita untuk mengubah pola pikir,” ujarnya.
Berdasarkan data terbaru dari Biro Statistik Australia, tingkat pengangguran nasional naik menjadi 4,3 persen pada Juni 2025, dari 4,1 persen pada Mei.
Baca Juga: Komisi IX DPR: Tak Boleh Ada Gangguan Layanan Kesehatan Akibat Penonaktifan PBI
Ini adalah level tertinggi sejak November 2021, menandai tekanan yang meningkat di pasar tenaga kerja.
Pemerintah Australia dihadapkan pada tantangan untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah dinamika global yang semakin tidak menentu, khususnya kebijakan dagang dari mitra utama seperti Amerika Serikat.