VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli mengungkapkan bahwa 85 persen tenaga kerja Indonesia berpendidikan SMA ke bawah. Kondisi ini memperparah kerentanan pekerja Indonesia di era teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
Menaker menegaskan bahwa tantangan ketenagakerjaan nasional bukan masalah baru, melainkan kondisi struktural yang sudah mengakar. Meski tingkat pengangguran terbuka secara persentase hanya 4,7 persen, namun dalam konteks populasi 280 juta jiwa, angka tersebut menggambarkan jutaan orang yang masih belum memiliki pekerjaan.
“Kita juga menghadapi realitas bahwa 85 persen tenaga kerja kita berpendidikan SMA ke bawah. Ketika teknologi dan AI mulai mengancam, ini jadi beban berat,” ungkapnya dalam Forum Executive Breakfast Meeting (EBM) Seri III Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran di Jakarta, Kamis (18/7/2025).
Baca Juga: Menaker Ungkap 3 Tantangan Utama PMI dalam Akses Pasar Kerja Luar Negeri
Yassierli menilai rendahnya kualitas SDM membuat indeks pembangunan manusia Indonesia dan produktivitas kerja masih tertinggal dari rata-rata ASEAN. Kondisi ini melemahkan daya saing industri nasional yang selama ini lebih mengandalkan insentif finansial ketimbang membangun daya tahan berkelanjutan.
Menteri mengakui posisi Kementerian Ketenagakerjaan berada di hilir sehingga tidak memiliki instrumen langsung untuk menciptakan lapangan kerja. Namun, pihaknya membangun kolaborasi lintas kementerian melalui hampir 20 MoU yang telah ditandatangani.
Baca Juga: Wamenaker: Penahanan Ijazah Karyawan Tindakan Ilegal dan Kriminal!
“Tapi kami tidak tinggal diam. Sekarang kami sedang membangun kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Sudah ada hampir 20 MoU,” jelasnya.