VOICEINDONESIA.CO,Batam – Stella Maris Batam Kunjungi Kru Kapal Prima Verde yang sedang sandar di Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Sambutannya ramah. Kapal Prima Verde pada Minggu, 9 Maret 2025, giliran jadi tuan rumah. Setelah beberapa hari penat bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kapten dan kru menerima dengan terbuka orang yang mengunjunginya.
BACA JUGA : Stella Maris Batam Kunjungi Kru Kapal Brave Emerald di Pelabuhan Batu Ampar
Hadir di tengah-tengah, Stella Maris Batam menjadi Home Far Away From Home atau rumah nan jauh dari rumah bagi para pelaut asing ini.
“Rumah selalu identik dengan tempat yang nyaman. Semoga para pelaut ini mendapatkan kenyaman karena diterima dengan baik dan tidak merasa asing di sini (Batam),” ucap Direktur Stella Maris Batam, Pater Ansensius Guntur atau lebih dikenal Romo Yance kepada VOICEIndonesia.co pada Minggu (9/3/2023)
BACA JUGA : Imigrasi Batam tolak terbitkan sembilan paspor terindikasi PMI ilegal
Di atas ada 19 kru asal Filipina dan satunya berkewarganegaraan Jepang. “Sebagian besar pelaut ini beragama Khatolik menjalani misa atau doa bersama di kapal kargo tersebut,” kata Romo Yance. Tak lupa, Stella Maris Batam juga membawa anak-anak muda mengenalkan realitas kehidupan para pelaut.
Sejauh ini, Stella Maris Batam sudah mengunjungi 7 kapal asing dengan total pelaut yang dilayani sekitar 137 orang. “Terbanyak dari Filipina ada 93 orang, Vietnam 19 orang serta Iran, Jepang dan Indonesia,” sebutnya.
BACA JUGA : BP3MI Kepri Fasilitas Pemulangan PMI Deportasi Dari Malaysia
Selain itu, pelayanan Stella Maris Batam juga meliputi para pekerja di pelabuhan. “Disamping pelaut, kita juga memperhatikan pekerja galangan kapal dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok,” imbuhnya.
Kegiatan lain, Stella Maris Batam juga mengumpulkan keluarga pelaut dalam pertemuan bulanan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membentuk support system di antara para keluarga pelaut yang suaminya bekerja di kapal di luar negeri.
Untuk meningkatkan kesadaran akan peran pelaut dalam stabilitas ekonomi global dan fenomena pelaut pada umumnya, Stella Maris Batam juga mengorganisir lokakarya atau workshop. Workshop perdana dilakukan pada tanggal 8 Februari kemarin bertepatan dengan hari Anti Perdagangan orang sedunia. Pihaknya ingin membangun kesadaran publik tentang realita atau fenomena kehidupan para pelaut sekaligus melakukan sosialisasi hukum-hukum internasional yang membantu para pelaut.
BACA JUGA : TNI AL Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas Ilegal Dari Malaysia
Stella Maris juga berperan aktif dalam kegiatan advokasi. Kita membangun komunikasi dengan pemangku kebijakan demi terwujudnya kebijakan yang baik untuk para pelaut. Sejauh ini kita sudah melakukan audiensi dengan Kementrian Perlindungan Pekerja Migran khususnya bagian penempatan Anak Buah Kapal di luar negeri. Selain itu, kita bertemu dengan Sekertaris Eksekutif Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) demi terwujudnya arah pelayanan pastoral yang baik untuk Pelaut.
“Minggu lalu kami sudah ketemu dengan Kementerian Perlindungan Tenaga Kerja Migran untuk membantu persoalan khususnya bagian penempatan pelaut luar negeri serta berkomunikasi dengan Konferensi Wali Gereja Indonesia yeng bergerak di bidang migran dan pelaut,” tutupnya.(iko)
