VOICEINDONESIA.CO, Mekkah – Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Daerah Pemilihan Jawa Barat, Agita Nurfianti, melakukan kunjungan kerja ke Mekkah, Arab Saudi, dalam rangka pengawasan terhadap penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan seluruh layanan kepada jamaah, khususnya asal Jawa Barat, berjalan dengan baik dan sesuai standar.
“Alhamdulillah saya hari ini bisa hadir di sini, bisa bertemu, bisa bersilaturahmi. Mudah-mudahan kita semua selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, diberikan kemudahan, kelancaran dalam menjalankan ibadah kita,” ujar Agita dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (3/6/2025).
Dalam kunjungannya ke beberapa sektor tempat jamaah asal Jabar ditempatkan, yakni sektor 1, 6, dan 7, Agita menerima berbagai keluhan dan masukan dari para jamaah. Sektor 7 tercatat sebagai sektor dengan jumlah jamaah terbanyak.
Salah satu isu utama yang disoroti adalah sistem syarikah, di mana beberapa pasangan suami istri pendamping terpisah dengan kelompok yang mereka dampingi. Selain itu, jamaah juga mengeluhkan keterlambatan koper yang cukup lama hingga sampai ke tangan pemilik, yang menyebabkan ketidaknyamanan di hari-hari awal pelaksanaan ibadah.
Namun, di sisi lain, para jamaah memberikan apresiasi terhadap beberapa aspek pelayanan seperti transportasi, akomodasi, dan katering. Transportasi dinilai nyaman dan memadai, hotel tempat menginap layak dan bersih, serta makanan disediakan tepat waktu dengan cita rasa yang memuaskan.
Agita juga menerima keluhan terkait kurangnya ruang khusus merokok, yang menyebabkan asap rokok menyebar dan mengganggu kenyamanan jamaah lainnya. Hal ini menjadi perhatian khusus mengingat pentingnya menjaga kenyamanan dan kesehatan seluruh jamaah.
Dalam kesempatan tersebut, Agita juga meninjau klinik kesehatan sektor 7 dan berdialog dengan tenaga medis. Para petugas kesehatan mengaku menghadapi beban kerja tinggi, dengan pasien mulai datang sejak pukul 03.00 dini hari dan jumlahnya mencapai ratusan orang hingga pagi hari.
“Pasien mulai datang sejak pukul 03.00 dini hari, dan hingga pukul 09.00 pagi jumlahnya sudah mencapai ratusan,” ungkapnya.
Hingga saat ini, tercatat tiga orang jamaah meninggal dunia, sementara beberapa lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Keluhan juga datang dari jamaah Kloter 3 terkait aplikasi Mulur yang belum menampilkan data mereka secara akurat. Terdapat sekitar 82 nama dari kloter lain yang tercantum di data mereka, padahal data final seharusnya sudah rampung.
Menanggapi hal ini, Agita menyampaikan keprihatinan sekaligus harapan agar seluruh jamaah tetap dalam kondisi sehat dan dapat menjalankan ibadah dengan lancar.
Sebagai penutup, Agita menegaskan bahwa seluruh temuan dan masukan yang diterimanya akan dibawa sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan sistem pelayanan haji di tahun-tahun mendatang.