VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menanggapi insiden kericuhan yang terjadi dalam pelaksanaan bursa kerja atau job fair di President University, Bekasi, beberapa waktu lalu. Kemnaker menegaskan bahwa insiden tersebut mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap informasi dan akses kerja.
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam penyelenggaraan Job Fair agar menghindari kejadian serupa.
“Kami memahami tingginya antusiasme masyarakat dalam mencari peluang kerja dan melihat peristiwa ini sebagai cerminan bahwa kebutuhan terhadap informasi dan akses kerja masih sangat besar. Sehingga penyelenggaraan job fair harus direncanakan dengan matang dan sebaik mungkin,” kata Sunardi melalui Siaran Pers yang diterima di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga: Legislator DKI Desak Pemprov Buka Data Serapan Tenaga Kerja dari Job Fair
Sunardi menjelaskan bahwa job fair berbeda dari proses lamaran kerja konvensional. Karena sifatnya yang terbuka untuk umum dan mengundang banyak pencari kerja dalam satu waktu dan lokasi, maka perlu perencanaan yang detail agar tidak menimbulkan kerumunan berlebihan.
“Hal ini berbeda dengan proses lamaran kerja konvensional yang dilakukan langsung ke perusahaan, yang tidak menimbulkan keramaian karena prosesnya tersebar dan bersifat individual,” katanya.
Baca Juga: Anggota DPRD Desak Pemprov Evaluasi Job Fair Jakarta
Pihaknya pun mengimbau agar setiap penyelenggaraan job fair dilakukan dengan perencanaan teknis yang komprehensif. Mulai dari pengaturan alur keluar-masuk pengunjung, pengelolaan area parkir, penyediaan toilet umum, hingga penempatan posko kesehatan dan pengamanan.
Sunardi juga membantah bahwa insiden ini merupakan kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja. Menurutnya, pelaksanaan Job Fair Kemnaker yang dihadiri 20 ribu pengunjung tersebut bisa berlangsung dengan tertib melalui persiapan matang.