VOICEIndonesia.co, Surabaya – Lantaran lantang menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. dr. Budi Santoso Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dipecat dari jabatannya.
Ia membenarkan, pesan pamitnya yang tersebar di WhatsApp memang dikirimnya di grup dekan pasca menerima Surat Keputusan pencopotannya sebagai dekan.
“Assalamualaikum wr wb, Bpk ibu Dosen FK. Unair, per hari ini sy diberhentikan sebagai Dekan FK. Unair, sy menerima dengan lapang dada dan ikhlas, Mhn maaf selama sy memimpin FK. Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK. Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, Aamiin3x , salam hormat untuk guru, senior dan sejawat semuanya,” kata Prof Bus sapaan akrabnya, dalam pesan tersebut.
Prof Bus pun membenarkan dirinya telah dipecat.
“Benar saya diberhentikan per hari ini,” kata Prof Bus saat ditemui berbagai media.
Prof Bus menduga alasan pemberhentiannya karena belakangan ini ia aktif membuat pernyataan terkait penolakan akan adanya rencana impor dokter asing di Indonesia. Ia mengaku dirinya sempat dipanggil Prof. Dr. Mohammad Nasih Rektor Unair pada Senin (1/7) untuk dimintai keterangan.
“Iya. Saya dipanggil berkaitan dengan pernyataan dokter asing tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof Bus mengaku tak bisa berbuat banyak dan menerima keputusan pihak kampus Unair. Namun ia juga meyakini, penolakan terkait rencana untuk mengimpor dokter asing itu juga disetujui oleh teman dokter sejawat lainnya.
“Karena rektor pimpinan saya dan ada perbedaan pendapat dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Kalau saya menyuarakan hati nurani,” ujar Prof Bus.
Seperti diketahui, FK Unair sebelumnya merespons tegas sinyal Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia. FK Unair Tegas menolak wacana itu.
“Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran Unair tidak setuju,” kata Dekan FK Unair Prof. Bus, Kamis (27/6), di Kampus A Unair.
Lebih lanjut Prof Bus menyatakan, dirinya meyakini, bahwa dengan adanya 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia yang mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan kualitasnya dia yakin tidak kalah dengan dokter-dokter asing.
“Saya pikir semua dokter di Indonesia tidak rela kalau dokter asing bekerja di sini, karena kita mampu untuk memenuhi dan kita mampu menjadi dokter di rumah sendiri,” ujarnya.
Menanggapi masifnya pemberitaan pencopotan Budi Santoso sebagai Dekan FK Unair, pihak kampus pun merespon.
“Terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial, dengan ini kami humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut benar adanya,” ujar Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair Martha Kurnia Kusumawardani dalam keterangannya, Rabu (3/7/2024).
Martha mengatakan alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian ini merupakan kebijakan internal. Tepatnya untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair.
“Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof Dr dr Budi Santoso SpOG (K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut,” ujar Martha.
Seperti diketahui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa, 2 Juli 2024, menyebut alasan pemerintah berencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia adalah untuk menyelamatkan ribuan bayi dengan kelainan jantung bawaan.
Budi berkata Indonesia masih kekurangan dokter yang mampu menangani bayi dengan kelainan jantung bawaan.
Dalam catatan Kemenkes, Ada sekitar 12 ribu bayi di Indonesia memiliki kelainan jantung bawaan. Sementara jumlah dokter yang mampu menangani atau mengoperasi pasien bayi dengan kondisi tersebut hanya sekitar 6 ribu, sehingga 6 ribu bayi lainnya berpotensi meninggal dunia karena tidak tertangani dengan baik.
“Kedatangan dokter asing itu itu sebenarnya untuk menyelamatkan 6 ribu nyawa ini,” ujar Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta.(dit/joe)