VOICEINDONESIA.CO, Jenewa– Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer bertemu dengan Sekretaris Jenderal International Social Security Association (ISSA), Marcelo Abi-Ramia Caetano, di sela Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) ke-113 yang berlangsung di Jenewa, Swiss. Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis ini untuk memperkuat sistem perlindungan sosial, khususnya bagi pekerja di sektor digital yang kian mendominasi lanskap ketenagakerjaan nasional.
Immanuel menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menaruh perhatian besar pada isu perlindungan tenaga kerja, termasuk pekerja digital seperti pengemudi ojek online, kurir aplikasi, dan freelancer digital.
“Pemerintahan Pak Prabowo dan Mas Gibran sangat fokus pada pelindungan tenaga kerja, termasuk kelompok pekerja platform digital. Kami ingin memastikan bahwa setiap pekerja, baik formal maupun informal agar mendapatkan akses yang adil terhadap sistem jaminan sosial,” ujar Immanuel usai pertemuan, Selasa (3/6/2025).
Baca Juga: Menaker Sebut 50% Kompetensi Pekerja Indonesia Tak Relevan dalam 10 Tahun Ke Depan
Wamenaker menilai kerja sama dengan ISSA penting untuk mendorong reformasi sistem jaminan sosial Indonesia agar lebih inklusif dan adaptif. Immanuel menyebut pertemuan ini sebagai momen strategis untuk menggali kontribusi ISSA dalam mendukung pembenahan kelembagaan dan teknis di sektor jaminan sosial nasional.
“Kami menyambut baik undangan ISSA dan berharap kolaborasi ini dapat membantu Indonesia dalam penguatan kelembagaan, penyempurnaan program, hingga peningkatan kapasitas pelaksana jaminan sosial,” ungkapnya.
Baca Juga: Menaker Ungkap 5 Tantangan Strategis Dunia Kerja Indonesia 2025-2029
Wamenaker menyampaikan beberapa isu utama yang menjadi fokus Indonesia kepada ISSA. Indonesia membutuhkan referensi praktik terbaik (best practices) dari negara-negara dengan kondisi serupa Indonesia, terutama terkait cakupan perlindungan bagi pekerja platform. Indonesia juga memerlukan asistensi teknis dari ISSA terkait tantangan kelembagaan, serta pedoman monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan program jaminan sosial menjadi lebih efektif dan terukur.
“Kami melihat ISSA sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem perlindungan sosial yang kuat, terutama untuk menjangkau sektor informal dan pekerja mandiri yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi,” tambah Immanuel.