VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, menyampaikan apresiasinya kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dinilainya sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Dalam momentum peringatan Hari Kewirausahaan Nasional, Christina menegaskan bahwa kewirausahaan merupakan jalan strategis menuju kemandirian rakyat, termasuk bagi para purna pekerja migran Indonesia.
Menurutnya, berwirausaha bukan hanya tentang membangun kehidupan baru di tanah air, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Kerja Maraton Dua Bulan Tata Sektor Pertambangan
“Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan keberpihakan yang jelas terhadap UMKM sebagai pilar pertumbuhan ekonomi,” ujar Christina di Jakarta, Selasa (10/06/2025).
Ia mencontohkan berbagai kebijakan seperti kemudahan akses permodalan, pelatihan keterampilan, dan pendampingan usaha yang juga menyasar keluarga dan purna pekerja migran.
Christina juga menyambut baik rencana pemerintah untuk meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi pekerja migran Indonesia. Program ini diharapkan dapat membantu mereka yang ingin bekerja di luar negeri namun terkendala biaya.
“Harapan kami, KUR untuk pekerja migran bisa membuka akses permodalan yang lebih luas,” tambahnya.
Baca Juga: KPK Panggil Tiga Eks Stafsus Menaker dalam Kasus Pemerasan RPTKA
Ia juga mengajak seluruh masyarakat memaknai Hari Kewirausahaan Nasional sebagai momen kebangkitan semangat usaha rakyat.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa peringatan ini merupakan bentuk penghormatan dan apresiasi negara terhadap para pelaku UMKM.
“Ini adalah bentuk penghargaan dari Presiden Prabowo Subianto yang ditugaskan kepada Kementerian UMKM untuk memberi penghormatan setinggi-tingginya kepada pengusaha UMKM di seluruh Indonesia,” katanya.
Presiden Prabowo, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa UMKM merupakan benteng pertahanan ekonomi nasional.
“UMKM adalah fondasi ekonomi kita. Tidak mungkin Indonesia maju jika jumlah pengusahanya masih sedikit,” ujar Bahlil.
Ia menyebut, saat ini jumlah pengusaha nasional baru mencapai sekitar 3,1 hingga 3,2 persen—jauh dari angka ideal dua digit.
Bahlil juga menekankan pentingnya jiwa patriotisme dan nasionalisme di kalangan pengusaha sebagai bagian dari pembangunan bangsa.