Cianjur,akuupdate.com – Sekelompok preman berjumlah ratusan orang bersenjata tajam golok dan batu, mengintimidasi dan menghalang-halangi wartawan yang hendak melakukan peliputan di lokasi yang diduga dikuasai PT.MPM.
Belasan wartawan dari Jakarta dan Bekasi yang hendak meninjau lokasi dan menemui pihak PT (MPM) mendapat sambutan tidak bersahabat, diteriaki bahkan diusir secara kasar oleh Sekelompok pereman.
Komunikasi yang coba dibangun oleh salah seorang wartawan pada perwakilan Sekelompok Orang yang inisial JM menemui jalan buntu. Tidak ingin keselamatan jiwanya terancam, para wartawan memutuskan pergi dari lokasi.(01/09/2020)
Pantauan di lokasi nampak akses jalan yang menuju Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Cianjur ditutup pagar beton setinggi dua meter.
Atas kejadian intimidasi dan pengusiran terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik ini, rombongan wartawan kemudian ke Kantor Polres Cianjur guna meminta perlindungan dan tanggapan Kapolres, namun tidak ada di lokasi. Wartawan sempat diterima oleh Kaurbinopsnal Sunaryo S.H di depan ruangannya.
Dalam keterangan singkatnya Sunaryo mengatakan, belum tahu persis dengan keadaan yang terjadi di sana dan urusan internal di sana.
“Itu masalah intern dia yang ada disana. Permasalahan yang rekan-rekan media sampaikan terkait peliputan di sana adalah penanganan internal di sana,” jelas Sunaryo.
Saat ditanya ancaman parang dan senjata tajam oleh para preman kepada wartawan, dia dengan enteng mengatakan itu belum tentu untuk mengancam.
“Itu kan belum tentu seperti itu. Kan di lahan pertanian membawa (parang) mungkin digunakan untuk bercocok tanam kita kan belum tau, ya,” ucap Sunaryo lalu pamit meninggalkan wartawan yang sedianya masih hendak bertanya lebih lanjut.
Sebelumnya, pada Kamis 27 Agustus 2020 lalu sekitar 2000 orang petani penggarap lahan di tiga desa yakni Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Desa Sukanagalih Kecamatan Pacet, dan Desa Cibadak Kecamatan Sukaresmi Cianjur di usir dari lahan dan tempat tinggalnya.
Mereka mendapat intimidasi dari sekelompok preman dan sejumlah oknum aparat bersenjata dan dipaksa keluar dari lahan tersebut.
Menurut pengakuan warga, oknum preman dan “aparat “yang melakukan intimidasi atas perintah Pt.mpm (Romo).