VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk mulai mengelola sampah dari tingkat rumah tangga sebagai upaya mengurangi polusi plastik.
Ajakan ini disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025).
“Setiap individu bertanggung jawab atas apa yang dikonsumsi dan ditinggalkan bagi lingkungan. Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama yang berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim,” ujar Khofifah dalam keterangan resminya di Surabaya.
Khofifah menekankan pentingnya peran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah serta mendukung pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Baca Juga: Kemendikdasmen Siapkan 4.000 Calon Guru untuk 100 Lokasi Sekolah Rakyat
Menurutnya, kesadaran dan aksi individu menjadi dasar dari sistem pengelolaan sampah yang efektif.
Di sisi lain, ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan pemangku kepentingan dalam menciptakan solusi inovatif.
Solusi tersebut meliputi daur ulang, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, hingga pemanfaatan sampah menjadi energi.
“Pemprov Jatim terus memperkuat kebijakan dan regulasi pendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sesuai dengan visi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” kata Khofifah.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Pemprov Jatim adalah menjalankan Program Desa Bersih dan Lestari (Desa Berseri) melalui Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur.
Baca Juga: Wamen P2MI Tinjau Jalur Masuk Ilegal dari Nunukan ke Malaysia
Program ini telah mencakup 1.126 desa dan kelurahan, serta menghasilkan 5.170 bank sampah, jumlah terbanyak secara nasional.
Khofifah juga menyoroti fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di TPA Benowo, Surabaya, yang telah dijadikan model percontohan nasional.
“Program Desa Berseri, PSEL, dan kebijakan lainnya telah berkontribusi nyata dalam pengurangan volume sampah. Kami berharap akan semakin banyak inovasi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Terkait kondisi pengelolaan sampah nasional, Khofifah mengungkapkan bahwa timbulan sampah pada 2023 mencapai 69,9 juta ton, dengan 66,28 persen berhasil dikelola.
Pemerintah menargetkan 100 persen pengelolaan sampah pada 2025, melalui skema 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan.
“Tantangan terbesar saat ini adalah sampah plastik, yang diperkirakan mencapai 800.000 ton pada tahun ini,” tambahnya.
Sebagai bentuk aksi nyata, Pemprov Jatim telah mengerahkan alat berat seperti ekskavator dan buldoser untuk membersihkan sampah di sepanjang Pantai Bayem hingga Pantai Gemah.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, Khofifah juga mengimbau panitia pembagian daging kurban untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai.
Ia mendorong masyarakat membawa wadah yang dapat digunakan kembali.