VOICEINDOENSIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengumumkan rencana pembangunan Sekolah Rakyat di Desa Bandengan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang ditargetkan dapat menampung hingga 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA.
“Kalau semua berjalan lancar, pembangunan dimulai tahun ini, dan tahun depan sudah bisa menerima siswa baru,” kata Agus Jabo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/6).
Pemerintah Kabupaten Kendal telah menyiapkan lahan seluas delapan hektare untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana sekolah ini.
Baca Juga: Lima Miliar Rupiah Dikembalikan ke KPK, Menteri Akan Dikonfirmasi
Proses pembangunannya akan melibatkan lintas kementerian, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk penilaian teknis.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai boarding school atau sekolah berasrama dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang masuk dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Seluruh kebutuhan siswa—mulai dari makanan, asrama, buku, hingga perlengkapan sekolah—ditanggung negara.
“Konsepnya menyeluruh. Tidak hanya pendidikan formal, tetapi juga pendidikan karakter dan keterampilan,” ujar Agus. Ia menjelaskan, kurikulum Sekolah Rakyat mencakup pendidikan umum, keagamaan, kebangsaan, sosial, serta pelatihan keterampilan yang berguna jika siswa ingin langsung bekerja setelah lulus.
Baca Juga: Menteri P2MI Sambut 196 PMI yang Dideportasi dari Malaysia di Dumai
Fasilitas Sekolah Rakyat nantinya mencakup ruang kelas, asrama, dapur, ruang makan, laboratorium, tempat ibadah, lapangan olahraga, serta ruang praktik keterampilan.
Beberapa keterampilan yang akan diajarkan antara lain pertanian dan otomotif, disesuaikan dengan potensi lokal daerah.
Untuk tahap awal, proses belajar mengajar akan dimulai pada Juli 2025 dengan memanfaatkan gedung eksisting milik Kementerian Sosial yang telah direvitalisasi.
Lokasi awal meliputi Sentra Antasena di Magelang, Pusdiklat Pamong Praja Tegalrejo, Sentra Satria Baturraden, Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Margo Laras Pati, dan Sentra Terpadu Prof. Soeharso Surakarta.
“Ini merupakan langkah awal percepatan akses pendidikan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem,” tegas Agus.
Ke depan, pemerintah daerah tetap diminta mengajukan lahan baru untuk pembangunan sekolah permanen dengan fasilitas yang lebih lengkap. Sekolah Rakyat diharapkan menjadi model pendidikan yang inklusif dan menjawab kesenjangan akses pendidikan di kelompok masyarakat paling rentan.