Banner
Live Streaming VOICEIndonesia

Prabowo Hapus Utang KUR Petani dan Rehabilitasi 80 Ribu Hektare Lahan Rusak di Aceh

by Sintia Nur Afifah
0 comments
A+A-
Reset

VOICEINDONESIA.CO, Bireuen – Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan darurat berupa penghapusan utang Kredit Usaha Rakyat (KUR) petani dan rehabilitasi puluhan ribu hektare lahan pertanian yang rusak akibat bencana banjir di Sumatera dan Aceh. Langkah ini diambil setelah data menunjukkan kerusakan masif pada 65.105 hektare sawah dan 14.741 hektare kebun warga.

Hal ini disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat meninjau kondisi infrastruktur yang rusak di Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025). Dari pantauannya, banyak sawah hingga lahan pertanian rusak parah dan bendungan jebol akibat diterjang bencana hidrometeorologi yakni banjir hingga longsor akhir November lalu.

“Kemudian utang-utang KUR, karena ini keadaan alam, kita akan hapus. Jadi petani jangan khawatir enggak bisa kembalikan utang, karena ini bukan kelalaian, tapi keadaan terpaksa,” ujar.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Audit Seluruh Perizinan Hutan Usai Tragedi Banjir di Sumatera

Prabowo menegaskan penghapusan utang ini dikategorikan sebagai force majeure atau kondisi darurat yang tidak bisa dihindari. Para petani yang kehilangan lahan produktif tidak akan menanggung beban ganda berupa kerugian material sekaligus kewajiban melunasi utang permodalan usaha yang tidak bisa dijalankan.

Pemerintah juga berkomitmen merehabilitas seluruh lahan pertanian dan sawah yang rusak setelah kondisi darurat membaik. Program rehabilitasi ini akan melibatkan berbagai instansi untuk memastikan petani dapat kembali produktif dalam waktu sesingkat mungkin.

Baca Juga: KAI Gerak Cepat Pulihkan Jalur Kereta Sumatera dalam 3 Hari Pasca Banjir

“Sawah-sawah yang rusak akan kita rehabilitasi dan sudah dilaporkan ke saya, petani-petani tak usah khawatir yang sawahnya rusak kita akan bantu memperbaiki,” katanya.

Data posko tanggap darurat bencana Aceh mencatat luasan kerusakan lahan pertanian mencapai hampir 80 ribu hektare yang tersebar di berbagai wilayah terdampak. Angka ini menunjukkan dampak ekonomi yang luar biasa besar bagi masyarakat petani yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian.

Momen haru terjadi saat presiden mengunjungi korban terdampak banjir yang tidak mampu menahan kesedihan. Seorang warga menceritakan rumahnya hanyut dibawa arus sungai ketika banjir besar datang, membuat presiden mendengarkan dengan saksama curahan hati para korban bencana.

Pemerintah memastikan jaminan ketersediaan pangan bagi masyarakat di wilayah terdampak bencana. Pasokan pangan akan terus didatangkan ke Aceh dengan bantuan seluruh instansi, memanfaatkan cadangan dari berbagai daerah lain yang mencukupi untuk mengatasi krisis pangan akibat rusaknya lahan pertanian.

“Pangan akan kita kirim dari tempat lain. Cadangan-cadangan masih cukup banyak,” ujarnya.

Presiden menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai komandan satuan tugas percepatan perbaikan infrastruktur. Penunjukan ini bertujuan mempercepat pemulihan jembatan dan infrastruktur vital lainnya yang rusak, dengan memanfaatkan pasukan Zeni, konstruksi, dan teritorial TNI AD.

Di posko pengungsian Kampoeng Pante Baro, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, presiden terlihat akrab berinteraksi dengan pengungsi. Bahkan sempat menyium kening seorang anak kecil yang berada di tenda pengungsian, menunjukkan empati mendalam terhadap penderitaan masyarakat.

Presiden juga menyempatkan diri makan bersama pengungsi dengan menu sederhana ikan tongkol. Sikap rendah hati ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memahami kondisi riil di lapangan, bukan sekadar kunjungan seremonial.

Sesaat tiba di lokasi bencana menggunakan helikopter kepresidenan Super Puma pada pukul 11.46 WIB, presiden langsung memeluk Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem. Kedatangan ini disambut antusias masyarakat yang berharap bantuan pemerintah dapat segera memulihkan kondisi pascabencana.

Presiden mengecek langsung pembangunan Jembatan Bailey di atas Sungai Teupin yang menghubungkan beberapa wilayah di Aceh dan Sumatra Utara. Dia berdiri di tepi sungai sambil mendengarkan penjelasan dari pemerintah daerah, Gubernur Aceh, dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengenai progres pembangunan.

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan kedua Jembatan Bailey masing-masing berbobot sekitar 50 ton dan berfungsi sebagai struktur sementara maupun permanen. Pemerintah menargetkan pembangunan jembatan rampung dalam dua hingga tiga hari ke depan untuk membuka kembali akses jalan yang terputus akibat banjir.

Presiden juga memerintahkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan aliran listrik di seluruh wilayah terdampak banjir menyala kembali paling lambat Minggu malam. Pemulihan infrastruktur listrik menjadi prioritas untuk mendukung aktivitas penanganan bencana dan kehidupan masyarakat di pengungsian.

Kombinasi kebijakan penghapusan utang KUR, rehabilitasi 65 ribu hektare sawah, jaminan pangan, dan percepatan perbaikan infrastruktur menunjukkan komitmen serius pemerintah. Langkah-langkah konkret ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan kehidupan masyarakat pascabencana banjir bandang yang melanda Sumatra.

Editorial VOICEIndonesia

Tentang VOICEINDONESIA.CO

LOGO-VOICEINDONESIA.CO-Copy

VOICEIndonesia.co Merupakan Rumah untuk berkarya, Menyalurkan Bakat, Ide, Beradu Gagasan menyampaikan suara Rakyat dari pelosok Negeri dan Portal berita pertama di Indonesia yang secara khusus mengulas informasi seputar Ketenagakerjaan, Juga menyajikan berita-berita Nasional,Regional dan Global . VOICEIndonesia.co dedikasikan bukan hanya sekedar portal informasi berita online biasa,Namun lebih dari itu, menjadi media mainstream online pertama di Indonesia,menekankan akurasi berita yang tepat,cepat dan berimbang , cover both side, reading tourism, user friendly, serta riset.

KONTAK

HOTLINE / WHATSAPP :

Follow VOICEINDONESIA.CO