VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauziyah, mengajak organisasi perempuan untuk mempererat kemitraan strategis dengan pemerintah demi memperkuat pemberdayaan perempuan di berbagai sektor.
Dalam sambutannya pada Musyawarah Nasional (Munas) pertama Majelis Alumni Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Jakarta, Menteri Arifah menyampaikan bahwa peran organisasi perempuan berbasis keagamaan sangat penting dalam membentuk karakter dan kepemimpinan perempuan muda.
Baca Juga: Menaker Ungkap Biang Kerok PHK Terus Berlanjut di Tahun 2025
“Organisasi seperti Majelis Alumni IPPNU memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak perempuan muda agar terus berkembang, belajar, dan berkontribusi secara aktif dalam membangun bangsa,” ungkap Arifah, Rabu (7/5/2025).
Ia juga menekankan bahwa perempuan perlu diberi ruang yang adil dan setara untuk menunjukkan kapasitas dan kepemimpinannya di berbagai ranah, mulai dari keluarga hingga pengambilan kebijakan publik.
Menurutnya, perempuan Indonesia telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi.
Baca Juga: Dakwaan TPPO Dinilai Lemah, Kuasa Hukum Dorong Gugurnya Perkara
Sementara itu, Ketua Majelis Alumni IPPNU, Safira Machrusah, memaparkan empat tantangan besar yang masih dihadapi perempuan saat ini: budaya patriarki, kesenjangan akses pendidikan, ketidaksetaraan ekonomi, dan minimnya pemahaman hukum mengenai hak-hak perempuan.
Safira berharap Musyawarah Nasional ini menjadi titik awal terbentuknya gerakan kolektif perempuan yang lebih kuat, solid, dan berdampak nyata. Munas tersebut diikuti oleh perwakilan dari 15 provinsi, yang turut membahas strategi pemberdayaan perempuan dalam konteks kekinian.
“Perempuan memiliki peranan strategis dalam mencetak generasi masa depan yang berkualitas,” tutupnya.