JAKARTA, AKUUPDATE.ID – Pandemi Covid-19 menyoroti bagaimana dunia berubah dengan cepat, termasuk mendorong percepatan proses transformasi digital Indonesia. Menurut data Bank Indonesia, hingga Agustus 2020 total transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 140 juta.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, perkembangan ini juga berdampak pada sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia. Salah satunya adalah perlunya persiapan implementasi jaringan 5G yang akan menjadi tulang punggung transformasi digital Indonesia.
Dilansir Kominfo.go.id “Yang juga tetap kuat meskipun terjadi pandemi, dengan pertumbuhan dua digit pada 10,83% pada kuartal kedua dan 10,61% pada kuartal ketiga tahun 2020 tahun-ke- tahun, seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS),” ungkapnya saat menyampaikan keynote speech dalam International Virtual Conference: Indonesia 5G Roadmap & Digital Transformation, dari Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Menteri Johnny menyatakan bahwa jaringan 5G akan menjadi game changer dan berdampak besar pada konektivitas Indonesia. Bahkan menjadi tulang punggung transformasi digital dan penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
“Kami percaya bahwa kami harus bekerja keras untuk melaksanakan tugas besar kami dalam mengadopsi teknologi baru, untuk meningkatkan produktivitas kami melalui jaringan 5G dalam waktu dekat,” tegasnya.
Menurut Menkominfo, digitalisasi dan konektivitas saat ini berdampak signifikan pada peningkatan peluang, akses dan kesetaraan yang inklusif, dan 5G akan mempercepat perkembangannya.
“Pemerintah Indonesia telah menginisiasi beberapa kebijakan dan tindakan afirmatif untuk mendorong percepatan pengenalan 5G di Indonesia,” tegasnya.
Menteri Johnny menegaskan, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memanfaatkan momentum ini untuk mempersempit kesenjangan digital yang ada. “Memanfaatkan momentum ini, Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupaya keras untuk menjembatani kesenjangan digital yang ada di Indonesia,” tandasnya.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, pemerintah Indonesia sejauh ini telah membangun lebih dari 348.000 kilometer kabel optik darat dan bawah laut. Termasuk Palapa Ring BAKTI Kominfo, jaringan tulang punggung serat optik nasional lebih dari 12.000 kilometer.
“Indonesia juga telah membangun lebih dari 500.000 base transceiver station (BTS) dan memanfaatkan 9 satelit untuk memenuhi kebutuhan domestik akan konektivitas yang memadai. Selain itu, kami juga berencana meluncurkan High-Throughput Satellite 150 Gbps SATRIA-1 yang dijadwalkan pada kuartal ketiga tahun 2023,” jelasnya memaparkan perkembangan pembangunan infrastruktur TIK di Indonesia.
Menteri Johnny menyatakan upaya pembangunan itu merupakan bagian dari penyiapan pengembagan jaringan 5G di Indonesia.
“Infrastruktur digital terus kami perbaiki, termasuk di semua desa yang belum terjangkau koneksi 4G. Namun, tugas utama untuk memastikan 4G yang memadai, dapat diakses, dan terjangkau sebagai dasar untuk mengembangkan jaringan 5G tetap relevan,” ungkapnya.
Menteri Kominfo menegaskan, saat ini Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya untuk mempercepat inisiatif alokasi spektrum 5G. Upaya itu dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi 2.047 MHz guna pemanfaatan jaringan seluler broadband baik 4G maupun 5G pada tahun 2024 di semua lapisan.
“Sangat penting untuk menanam dan menumbuhkan kembali spektrum 5G untuk memenuhi permintaan spektrum frekuensi 2.047 MHz. Band kandidat yang ada dan yang baru di lapisan cakupan (di bawah 1 GHz): 700/800/900 MHz. Kemudian lapisan kapasitas (antara 1-6 GHz): 1.8 / 2.1 / 2.3 / 2.6 / 3.3 / 3.5 GHz, dan lapisan data super (di atas 6 GHz): 26/28 GHz,” jelasnya. (rls/Afn)