JAKARTA, AKUUPDATE.ID – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggelar konferensi pers secara virtual, Rabu (10/2/2021) menyampaikan hasil laporan awal hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Sabtu 9 Januari 2021.
Dari hasil investigasi, KNKT menyampaikan secara merinci kronologi jatuhnya pesawat melalui data-data yang terhimpun di dalam flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Baca Juga : KNKT Akan Rilis Laporan Investigasi Bulan Depan
Berikut Laporan Awal Hasil Investigasi KNKT :
- 9 Januari 2021 Boeing 737-500 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dengan tujuan Bandara Supadio di Pontianak.
- SJ-182 diawaki 2 pilot dan 4 awak kabin bersama 56 penumpang.
- Setelah tinggal landas pesawat mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya.
- Pesawat naik ketinggian 8150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang) sedangkan yang kanan tetap.
Pukul (14:38) detik 51 : Karena kondisi cuaca, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan. Kemudian, Air Traffic Control (ATC) memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJ-182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landasan pacu 25L dengan tujuan yang sama. Oleh karena itu ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
Pukul (14.39) detik 47 : Ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat pesawat mulai berbelok ke kiri. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur sedangkan yang kanan masih tetap. ATC memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 WIB. Ini adalah komunikasi terakhir SJ-182.
Pukul (14.40) detik 05 : FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat yaitu 10.900 kaki. Kemudian pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif ketika arah pesawat di 016 derajat. Sikap pesawat posisi naik (pitch up) dan pesawat miring ke kiri (roll). Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang ke kanan tetap.
Pukul (14.40) detik 10 : FDR mencatat Auto throttle tak berfungsi dan pesawat menunduk ke depan. Lalu 20 detik kemudian FDR berhenti merekam.
Baca Juga : 4 Menit Menegangkan Sebelum Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh
“Dari data cuaca BMKG, menunjukkan pergerakan pesawat ini tidak melalui area awan yang signifikan dan bukan area turbulence atau awan yang menimbulkan guncangan,” kata Nurcahyo dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).
Kemudian, dari hasil investigasi KNKT menemukan bahwa tuas throttle (pengatur tenaga mesin) sebelah kiri bergerak mundur sesaat sebelum jatuh. Mengakibatkan berkurangnya tenaga pada mesin sebelah kiri. (*)