VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Rano Alfath mengapresiasi keputusan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangguhkan penahanan mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial SSS yang terlibat kasus pembuatan meme kontroversial tentang Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo.
Ia memuji keputusan tersebut sebagai wujud kepemimpinan yang berperikemanusiaan.
“Tentu apresiasi setinggi-tingginya pada Pak Kapolri atas keputusan yang sangat bijak dan berempati dalam menangani kasus mahasiswi pembuat meme. Langkah Kapolri untuk memberikan penangguhan penahanan dengan mempertimbangkan permohonan resmi dari keluarga serta jaminan dari Ketua Komisi III adalah cerminan nyata dari kepemimpinan yang mengedepankan rasa keadilan dan kemanusiaan,” katanya pada Senin (10/5/2025).
Baca Juga: Ada Bilik Kamar di Kapal Tiongkok, Dirjen PSDKP Curiga Ada Praktek TPPO
Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dari Divisi Humas Polri menjelaskan alasan penangguhan penahanan tersebut. Menurutnya, keputusan ini diambil dengan pertimbangan khusus.
“Penanggulangan penahanan ini diberikan tentu mendasari pada aspek pendekatan kemanusiaan dan memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk melanjutkan perkuliahannya,” katanya.
Trunoyudo merinci lebih lanjut alasan penangguhan tersebut, menyoroti niat baik dari tersangka dan keluarganya.
“Iktikad niat baik dari tersangka dan keluarganya untuk memohon maaf karena telah terjadi kegaduhan. Juga permohonan maaf kepada Bapak Prabowo dan Bapak Jokowi serta pihak ITB, di mana yang bersangkutan sangat menyesal dan tidak mengulangi perbuatannya,” jelasnya.
Baca Juga: Kementerian PU Gelontorkan Triliunan Rupiah ke Daerah Untuk Proyek Padat Karya
Rano lebih lanjut menjelaskan karakteristik kepemimpinan Kapolri yang menurutnya sangat manusiawi.
“Ini bukan hanya soal prosedur hukum, tapi soal kepedulian dan keberanian mengambil keputusan yang manusiawi di tengah tekanan opini publik. Saya mengenal betul karakter Kapolri: beliau bukan hanya seorang penegak hukum yang profesional dan tegas, tapi juga pemimpin yang peka terhadap dinamika sosial dan memiliki keberanian moral untuk mengambil langkah-langkah yang bijak,” ujarnya.
Ia menambahkan apresiasi terhadap arah kepemimpinan Polri saat ini.
“Dalam banyak kesempatan, Kapolri telah menunjukkan bahwa Polri di bawah kepemimpinannya bergerak ke arah yang lebih modern dan humanis,” sambungnya.
Rano menekankan pentingnya edukasi dan pembinaan bagi generasi muda.
“Kita perlu mengedepankan edukasi dan pembinaan, khususnya terhadap anak-anak muda yang mungkin belum sepenuhnya paham bahwa apa yang mereka buat di ruang digital bisa berdampak besar secara sosial dan hukum,” tegasnya.
Menurutnya, keputusan ini layak dijadikan preseden dalam penegakan hukum ke depan.
“Keputusan Kapolri ini patut dijadikan preseden dalam penegakan hukum kita ke depan: bahwa hukum bukan hanya soal hitam-putih, tapi juga soal kepekaan terhadap konteks dan masa depan seseorang. Ini bukan hanya langkah tepat, tapi juga langkah berani yang memperlihatkan kualitas kepemimpinan Polri hari ini,” ungkapnya.
Pihak ITB turut menyambut baik keputusan tersebut dan berjanji akan membina mahasiswinya. Keputusan Kapolri ini dinilai sebagai langkah maju dalam penegakan hukum yang mempertimbangkan konteks sosial dan masa depan individu.