VOICEINDONESIA.CO, Kaohsiung – Pemerintah Taiwan meresmikan Qianzhen Fishing Port Mariner’s Hall di Kaohsiung sebagai bagian dari komitmen meningkatkan kesejahteraan awak kapal perikanan (AKP), khususnya pekerja migran asal Indonesia.
Fasilitas ini dibangun oleh Badan Perikanan Taiwan dan diresmikan pada Kamis (12/6/2025).
Peresmian dihadiri oleh Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo, Wakil Menteri Pertanian Taiwan, Wali Kota Kaohsiung, serta perwakilan industri perikanan, asosiasi nelayan, serikat pekerja, dan Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia.
Baca Juga: Prabowo Luncurkan Kendaraan Taktis Listrik “PANDU” Besutan Pindad
Dalam sambutannya, Arif menyampaikan apresiasi atas kehadiran fasilitas ini yang dinilai sebagai wujud nyata komitmen Taiwan dalam meningkatkan kesejahteraan dan kondisi kerja ABK.
Menurutnya, Mariner’s Hall menjadi simbol pelaksanaan Action Plan for Fisheries and Human Rights, dengan fokus pada penyediaan akomodasi layak, lingkungan kerja yang manusiawi, serta pemenuhan hak-hak dasar pekerja sektor perikanan.
“ABK Indonesia memainkan peran penting dalam menopang industri perikanan Taiwan. Mereka bukan hanya tenaga kerja, tapi bagian vital dari rantai pasok global yang mendukung keberlanjutan industri ini. Sudah seharusnya mereka mendapatkan perlindungan berbasis hak asasi manusia serta akses terhadap fasilitas yang memadai,” ujar Arif, dikutip dari laman KDEI Taipe, Kamis, 12/6/2025.
Baca Juga: Wamen P2MI Sebut ABK Migran di Luar Negeri Profesi Menjanjikan
Berdasarkan data Badan Perikanan dan Kementerian Ketenagakerjaan Taiwan, saat ini terdapat 21.202 ABK asal Indonesia yang bekerja di Taiwan, terdiri dari 13.870 ABK jarak jauh dan 7.332 ABK lokal.
Jumlah ini menunjukkan kontribusi besar Indonesia dalam mendukung sektor perikanan di Taiwan.
Arif juga menyoroti minimnya fasilitas penunjang di wilayah seperti Penghu—yang dihuni lebih dari 2.000 ABK asal Indonesia terkait kebutuhan dasar seperti ruang berkumpul, tempat ibadah, toilet, hingga akses listrik.
Ia berharap fasilitas serupa Qianzhen Mariner’s Hall dapat direplikasi di pelabuhan lain seperti Pingtung, Keelung, dan Yilan agar pemerataan layanan dan kenyamanan bagi ABK dapat terwujud.
Peresmian Mariner’s Hall ini menjadi tonggak penting dalam penguatan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk menciptakan sistem ketenagakerjaan sektor perikanan yang lebih adil, aman, dan berkelanjutan, terutama bagi para ABK asal Indonesia yang selama ini menjadi tulang punggung industri perikanan Taiwan.