JAKARTA,AKUUPDATE.ID – Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI ) terus menyerap aspirasi masyarakat di berbagai penjuru negeri. Salah satunya dengan masyarakat Papua Barat melalui kegiatan bertajuk Roadshow Politik Kesejahteraan Gus Muhaimin Mendengar Bersama Masyarakat Papua Barat.
Dalam kesempatan itu, Gus AMI memberikan kesempatan kepada para tokoh dan berbagai elemen masyarakat Papua Barat untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Wali Kota Sorong Lambertus Jitmau menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Karena itu, dirinya akan selalu berkomitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Kota Sorong. Lambertus juga menyampaikan terima kasih karena Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah memperjuangkan UU Otonomi Khusus (Otsus) dan rencana pemekaran wilayah di Papua Barat untuk memperpendek rentang kendali layanan dan pembangunan.
Sementara itu, Rektor IAIN Kota Sorong, Hamzah menyampaikan terima kasih karena PKB ikut memperjuangkan pengembangkan IAIN Sorong dari sebelumnya STAIN yang selama 13 tahun menjadi lembaga swasta di bawah Yayasan Hikmah.
”Perlu ada percepatan. Kalau bisa tahun 2024, kita sepakat transformasi dari IAIN menjadi UIN demi mengembangkan potensi masyarakat. Dengan Perubahan UIN berpotensi bisa mengembangkan masyarakat di Papua Barat,” tuturnya.
Sementara itu, tokoh adat Suku Abun Kabupaten Tambrauw Nikodemus Sawen menyampaikan bahwa saat ini di wilayahnya masih terkendala infrastruktur dasar pembangunan.
”Pendidikan, kesehatan dan pertanian masih sangat terkendala. Pembangunan infrastruktur jalan dari ibu kota kabupaten ke ibukota kecamatan belum terakses. Dari distrik ke kampung-kampung juga belum terakses. Banyak anak disekolahkan di kota karena tidak ada layanan pembangunan pendidikan di kampung,” katanya.
Mulyani, salah seorang ibu rumah tangga, menyampaikan aspirasinya bahwa saat ini dia Bersama keluarganya menempati rumah berukuran 2×3 yang sangat tidak layak karena terkena musibah banjir. Selain itu, karena tidak ada biaya, anak-anaknya terpaksa putus sekolah.
”Saya tidak tega, anak-anak yang seharusnya masih sekolah, terpaksa harus bekerja karena ayahnya diputus dari pekerjaannya, dan anak-anak saya semua putus sekolah,” urainya.
Mendengar berbagai aspirasi yang disampaikan warga Papua Barat, Gus AMI mengaku siap memperjuangkannya di Parlemen. (red)