VOICEINDONESIA.CO, Surabaya: Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk membahas penguatan perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pertemuan tersebut berlangsung pada Kamis (10/7/2025) malam.
Ia menyebut Jawa Timur sebagai salah satu provinsi pengirim PMI terbesar di Indonesia. “Alhamdulillah malam hari ini kita bisa bersilahturahmi dengan Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah dan kami sampaikan beberapa hal pada beliau,” ujar Abdul Kadir Karding.
Dalam pertemuan itu, Menteri P2MI menekankan pentingnya perlindungan terhadap PMI, baik sebelum berangkat maupun saat berada di luar negeri. “Kita bahas bagaimana mengelola perlindungan ketika mereka sudah di sana,” katanya.
Karding mengapresiasi berbagai masukan dari Khofifah, terutama karena latar belakangnya sebagai aktivis yang memahami persoalan sosial. “Banyak hal masukannya, ide-ide banyak muncul yang akan kita formulakan menjadi satu kebijakan dan gerakkan di lapangan,” ujarnya.
Jawa Timur sendiri masih menjadi provinsi dengan penempatan PMI tertinggi secara nasional. Data terbaru menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Februari 2025, sebanyak 11.265 PMI telah diberangkatkan ke berbagai negara, terdiri dari 5.438 orang pada Januari dan meningkat menjadi 5.827 orang pada Februari.
Proyeksi dari Pusat Data dan Informasi BP2MI menunjukkan bahwa total penempatan PMI asal Jawa Timur sepanjang tahun 2025 diperkirakan mencapai 70.422 orang, meningkat dari realisasi tahun 2024 yang berjumlah 69.594 orang. Hal ini mengukuhkan peran Jatim sebagai daerah penyumbang tenaga kerja migran terbesar dan sekaligus menjadi tolak ukur praktik migrasi aman di tingkat provinsi.
Selain itu, pertemuan juga membahas pemberdayaan purna pekerja migran. Ia mengatakan, jumlah purna PMI di Jawa Timur cukup besar dan perlu perhatian khusus agar mereka bisa kembali produktif di tanah air.(joe)