VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menegaskan komitmennya untuk memperluas peluang kerja bagi pekerja migran Indonesia (PMI) terampil ke Turkiye, khususnya di sektor perhotelan dan hospitality.
Hal ini disampaikan Menteri Karding saat menerima CEO Global Ideal Istidham Yonetim Danismanlik, Yilmaz Ilknur, dalam pertemuan di kantor KemenP2MI, Jakarta, Senin (14/7/2025).
Menurut Karding, peluang kerja di Turkiye masih sangat terbuka, terutama untuk jabatan seperti chef, spa therapist, steward, kitchen staff, dan waiter.
“Ruang kerja yang tersedia saat ini di Turkiye telah mencapai 4.271 posisi. Tentu kita berharap jumlah ini terus bertambah,” kata Karding.
Berdasarkan data KemenP2MI, sepanjang periode pertama Januari hingga 30 Juni 2025, sebanyak 5.614 PMI telah diberangkatkan ke Turkiye di sektor tersebut.
Baca Juga: Kemnaker Bakal Panggil PT Duta Palma Terkait Kasus Penahanan Ijazah
Untuk mendukung daya saing PMI di pasar global, Karding menekankan pentingnya peningkatan kompetensi dan sertifikasi internasional.
“Dalam masa pemerintahan Pak Prabowo, kami ingin menyiapkan tenaga kerja terampil dengan standar yang sesuai negara tujuan. Tidak menutup kemungkinan kita akan mengadopsi kurikulum pelatihan dari Turkiye,” ujarnya.
Menteri Karding juga menyatakan siap membantu menyelesaikan kendala-kendala administratif dan teknis yang dihadapi perusahaan perekrutan, termasuk Global Ideal, melalui koordinasi lintas sektor.
Sementara itu, CEO Global Ideal, Yilmaz Ilknur, menyampaikan keluhan terkait terbatasnya kuota penempatan PMI ke Turkiye. Ia mengaku telah meminta 1.500 tenaga kerja tahun ini, namun baru sekitar 300 yang disetujui.
Baca Juga: Kemenkeu Kelola 2,3 Juta Faktur Pajak Harian Demi Stabilitas Ekonomi Nasional
“Perusahaan kami menaungi 83 hotel bintang empat dan lima. Tahun lalu saja kebutuhan kami lebih dari 20.000 pekerja. Tapi kuota tahun ini masih jauh dari harapan,” kata Yilmaz.
Ia menyebut Indonesia masih menjadi negara favorit karena etos kerja PMI dinilai lebih baik dibanding negara lain. Namun jika permintaan tidak terpenuhi, kliennya mempertimbangkan opsi dari Afrika.
“Di sektor hospitality saja, kebutuhan pekerja di Turkiye mencapai 20.000 per tahun. Kami berharap KemenP2MI bisa menjadi jembatan solusi,” tuturnya.
Yilmaz berharap koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kedutaan besar RI di Turkiye, dapat ditingkatkan agar proses penempatan PMI dapat berjalan lebih cepat dan sesuai kebutuhan pasar.