VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menggelar Rapat Terbatas (Ratas) bersama jajaran pimpinan Kementerian Pertahanan (Kemhan), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk membahas gejolak global dan langkah-langkah antisipasi pertahanan nasional.
Rapat yang berlangsung di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (1/8/2025), digelar dalam format tertutup dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.
“Masalah pertahanan adalah masalah yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara,” ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (2/8/2025), menyampaikan salah satu poin arahan Presiden dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga: Incar Wilayah Eropa, Pemerintah Gandeng Universitas Tingkatkan Kualitas Pekerja Migran
Dalam rapat, Presiden Prabowo duduk diapit oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di sebelah kanan dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto di sebelah kiri.
Panglima TNI tampak mencatat poin-poin penting arahan Presiden, sebagaimana diperlihatkan dalam dokumentasi resmi yang dirilis Sekretariat Presiden.
Sejumlah pimpinan TNI hadir dalam rapat tersebut, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono.
Baca Juga: Aturan Terbit, Penyelenggara Sistem Digital Wajib Utamakan Prinsip Perlindungan Anak
Turut hadir pula Kepala BIN M. Herindra, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Letjen TNI Yudi Abrimantyo, serta Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari.
Sementara itu, di hadapan Presiden, tampak Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Seskab Teddy Indra Wijaya turut mengikuti jalannya rapat.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menekankan pentingnya kekuatan pertahanan sebagai bentuk kemerdekaan sejati, terutama menjelang peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Jika sebuah negara ingin merdeka sesungguhnya, jika sebuah negara ingin sejahtera, maka harus punya kekuatan untuk melindungi diri, termasuk untuk melindungi semua kekayaan alam yang ada,” kata Seskab Teddy mengutip arahan Presiden.