VOICEINDONESIA.CO, Serang – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli menekankan pentingnya pelatihan vokasi dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan nasional, terutama dalam menghadapi disrupsi digital dan peralihan menuju ekonomi hijau. Hal ini disampaikannya saat peluncuran PBL Smart Sector di BBPVP Serang, Banten, Senin (4/8/2025).
Ia menjelaskan bahwa pelatihan vokasi harus diarahkan pada konsep triple skilling, yaitu reskilling bagi pekerja aktif, skill adjustment bagi pencari kerja, dan upskilling bagi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Era digital menuntut kita bergerak cepat. Kita harus membekali tenaga kerja dengan keterampilan masa depan yang menuntut untuk kreatif, kolaboratif, digital, dan adaptif,” ujar Yassierli.
Baca Juga: Hingga Awal Agustus 2025, Penyaluran BSU Capai 93,8 Persen
Menurutnya, pelatihan vokasi yang responsif terhadap kebutuhan industri sangat diperlukan untuk mengatasi tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan SMK, serta mismatch antara dunia pendidikan dan kebutuhan dunia usaha.
“Pelatihan vokasi menjadi kunci menjawab berbagai tantangan ketenagakerjaan seperti tingginya angka pengangguran lulusan SMK dan mismatch antara pendidikan dan kebutuhan industri,” tegasnya.
Yassierli juga menyebut bahwa pengembangan SDM unggul merupakan bagian dari visi besar pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia berharap program PBL dapat menjadi salah satu solusi konkret dalam transformasi ketenagakerjaan nasional.
Baca Juga: Siapkan Tenaga Kerja Terampil Digital, Kemnaker Luncurkan Program PBL
Selain memberikan pelatihan teknis, program PBL juga ditujukan untuk membentuk karakter kerja yang sesuai dengan tuntutan industri.
“PBL menuntut peserta menguasai keterampilan dalam mengerjakan proyek-proyek yang relevan dengan industri modern berbasis teknologi canggih,” jelas Direktur Jenderal Binalavotas Kemnaker, Agung Nur Rohmad.
Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, turut menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan program ini.
“Program PBL tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga membentuk karakter kerja yang dibutuhkan industri,” katanya.