VOICEINDONESIA.CO, Yogyakarta – Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) Tamanmartani menunjukkan perkembangan menggembirakan dengan meraih 895 anggota dalam dua bulan operasi. Program nasional yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka pada Hari Koperasi ke-78 ini menjadi fondasi baru penguatan pariwisata daerah.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan kehadiran 80.000 Koperasi Merah Putih bukan sekadar upaya rebranding. Program ini menjadi bentuk keberanian negara mengembalikan koperasi pada khitahnya sebagai pilar ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong dan digitalisasi.
“Kami yakin keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dapat mendorong kolaborasi antarpelaku usaha di destinasi sekaligus membuka ruang bagi integrasi ekosistem pariwisata lokal di mana petani, pengrajin, penyedia akomodasi, kuliner, dan pemandu wisata bisa saling mendukung dalam satu sistem ekonomi yang sehat dan adil,” kata Menteri Pariwisata.
Baca Juga: Kemenpar Ungkap Libur Sekolah Dongkrak Okupansi Hotel hingga 60 Persen
KDMP Tamanmartani menjadi salah satu dari tiga desa percontohan nasional yang telah beroperasi sejak 16 Juni 2025. Ketua KDMP Tamanmartani Mawardi menjelaskan koperasi menjalankan empat unit usaha utama yaitu klinik dan apotek, simpan pinjam, sembako, dan sarana produksi pertanian.
“Meski demikian, kami terus melakukan penyempurnaan, termasuk tenaga dan komoditas dagang,” kata Mawardi dalam keterangannya di Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani, Sleman, Sabtu (23/8/2025).
KDMP Tamanmartani mengoptimalkan peran sebagai agregator yang memasarkan produk dan layanan anggota kepada wisatawan. Koperasi menyediakan wadah bagi UMKM lokal untuk menjual produk mereka langsung kepada pengunjung desa wisata yang mengusung konsep wisata edukasi.
Baca Juga: Kemenpar Genjot Wisata Bali Utara-Barat Lewat Famtrip Konten Kreator
“Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani support system-nya ditopang produk oleh-oleh. Kami menerima berbagai produk dari UMKM yang ada di Desa Wisata Tamanmartani. Jadi di desa wisata ini mengusung wisata edukasi, wisatawan bisa belajar peternakan, berkebun, bertani, dan sebagainya. Nah hasil dari ternak, tani ini mereka juga bisa pasarkan di koperasi,” kata Mawardi.
Koperasi berperan sebagai distributor yang mengumpulkan produk dari berbagai anggota dan memasarkannya ke pasar yang lebih luas. Sistem ini memperpendek rantai pasok dan meningkatkan daya tawar produk lokal baik secara offline maupun digital.
Pria berusia 58 tahun ini menjelaskan para pelaku pariwisata seperti pemilik homestay, UMKM, dan pengrajin dapat mengakses sumber pembiayaan lebih mudah. Arahan Menteri Pariwisata memungkinkan kerjasama dengan BNI untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat melalui koperasi.
“Waktu Bu Menteri Pariwisata ke sini, memberi arahan bahwa ini bisa dikerjasamakan dengan BNI. Jadi teman-teman pelaku pariwisata kalau butuh modal bisa lewat koperasi, lewatnya BNI. Mau pinjam KUR lewat kami bisa. Artinya layanan kami di sini bisa untuk membantu juga teman-teman pelaku wisata yang ada di Tamanmartani,” kata Mawardi.
Pinjaman dapat digunakan untuk membangun fasilitas baru seperti gazebo, toilet, atau area parkir. Pelaku usaha juga dapat membeli peralatan pendukung seperti perlengkapan outbound atau melakukan renovasi homestay untuk meningkatkan kualitas layanan.
Pengelola Bidang Wisata Bumdes Tamanmartani Pandu Cahyo Gustoro menjelaskan kolaborasi KDMP dengan Bumdes dan Pokdarwis mengoptimalkan potensi pariwisata desa. Paket wisata yang dibuat Kelompok Sadar Wisata mencakup kunjungan ke Lumbung Mataraman, belajar jemparingan, membatik, pertanian, perkebunan, hingga peternakan.
“Alhamdulillah sudah berjalan lancar, sudah bisa mendatangkan wisatawan asing, wisatawan lokal, dan sudah ada dampaknya ke masyarakat atau pelaku wisata yang kami tangani, jadi ada peningkatan grafiknya,” kata Pandu.
Pelaku UMKM Prima Sintalia mengaku merasakan manfaat konkret kehadiran KDMP. Ia dapat membeli barang lebih murah di koperasi untuk dijual kembali di toko kelontongnya, termasuk telur dari hasil peternakan lokal dengan harga yang lebih kompetitif.
“Misalnya beli telur dari hasil peternakan, ini bisa lebih murah di koperasi. Karena di samping saya sudah mendapatkan harga yang lebih murah, saya bisa juga istilahnya memberikan masyarakat harga yang lebih spesial,” kata Prima.
“Karena sejauh ini respons para pelaku usaha, maupun masyarakat bagus dengan adanya Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ini,” kata Prima yang berharap KDMP dapat mempertahankan stok barang sembako dan produk lainnya untuk memberikan harga terbaik bagi masyarakat.