VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Sebanyak 29 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Sumatera Barat mengikuti proses wawancara dan pencocokan kandidat (matching) Program Government to Government (G to G) Jepang Batch XIX yang digelar Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS) di Hotel Ciputra Jakarta, pada Senin, 25 Agustus 2025 hingga Jumat, 28 Agustus 2025.
Program ini merupakan bagian dari skema Economic Partnership Agreement (EPA) yang memfasilitasi penempatan tenaga perawat dan careworker asal Indonesia untuk bekerja di Jepang.
Rangkaian kegiatan meliputi registrasi, pembekalan, tes bahasa Jepang, wawancara dengan perusahaan panti lansia, serta sesi paparan dari Japan Foundation mengenai pelatihan bahasa Jepang.
Baca Juga: Ratusan PMI Kembali Dideportasi Jadi Pengingat Pentingnya Keberangkatan Prosedural
Pada kegiatan ini, 20 panti lansia berpartisipasi pada 27 Agustus dan 16 panti pada 28 Agustus, dari total 169 panti yang mengikuti Batch XIX.
BP3MI Sumbar turut mendampingi langsung peserta asal Sumbar melalui program SiPerantau yang sudah berjalan sejak 2019. Menurut data BP3MI Sumbar, dari 36 pendaftar tahun ini, 29 berhasil lolos tahap awal dan mengikuti proses pencocokan.
“BP3MI Sumbar terus mendorong peningkatan pekerja migran program G to G Jepang asal Sumbar, mulai dari fasilitasi bahasa, pendampingan pendaftaran, ujian, MCU, hingga proses pencocokan,” ujar Pengantar Kerja Ahli Pertama BP3MI Sumbar, Multi Fatma Sari.
Baca Juga: Situasi Kembali Normal, Pemprov DKI Akhiri WFH bagi ASN
Perwakilan JICWELS, Mika, menyebutkan perawat asal Indonesia sangat disukai di Jepang karena dikenal ramah dan mampu menjalin hubungan baik dengan lansia.
Ia menjelaskan peserta program akan mendapatkan tiga bentuk dukungan: konsultasi adaptasi kerja, dukungan pembelajaran untuk ujian nasional Jepang, serta monitoring langsung di panti jompo tempat mereka ditempatkan.
Program ini diharapkan melahirkan pekerja migran asal Sumbar yang kompetitif di Jepang sekaligus menjadi pahlawan devisa bagi Indonesia.