VOICEINDONESIA.CO, New York – Presiden Amerika Serikat Donald Trump hanya mengundang delapan pemimpin dunia dalam pertemuan eksklusif Multilateral Meeting on the Middle East di markas PBB New York, Selasa (23/9/2024). Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang dipercaya Trump untuk membantu menyelesaikan krisis Gaza yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Trump memilih secara selektif negara-negara yang dinilai memiliki pengaruh besar terhadap perdamaian Timur Tengah. Selain Presiden Prabowo Subianto, hadir Emir Qatar Syekh Tamim ibn Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Wakil Perdana Menteri UAE Syekh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Trump membuka pertemuan dengan pernyataan tegas yang mengindikasikan urgensi situasi Gaza.
Baca Juga: Trump Turut Respon Gaya Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB
“Ini akan menjadi pertemuan yang sangat penting. Pertemuan ini akan mempertemukan para pemimpin besar dari bagian dunia yang sangat penting, yaitu Timur Tengah. Dan kita ingin mengakhiri perang di Gaza. Kita akan mengakhirinya,” tegas Trump.
Emir Qatar memberikan gambaran mengerikan kondisi Gaza saat ini.
Baca Juga: Dukung Solusi Dua Negara Palestina – Israel, Prabowo Sebut Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian
“Satu-satunya alasan kita berada di sini adalah untuk menghentikan perang dan membawa pulang para sandera. Dan kami mengandalkan Anda dan kepemimpinan Anda juga untuk mengakhiri perang ini dan membantu rakyat Gaza. Situasi di sana benar-benar, benar-benar sangat buruk,” ungkap Syekh Tamim ibn Hamad Al Thani.
Trump menempatkan pertemuan ini sebagai agenda paling krusial dari seluruh rangkaian kegiatannya di PBB.
“Inilah pertemuan yang sangat penting bagi saya karena kita akan mengakhiri sesuatu yang seharusnya mungkin tidak pernah terjadi. Terima kasih banyak, semuanya. Kami sangat menghargainya,” pungkas Trump.
Presiden Prabowo menawarkan kontribusi konkret Indonesia dengan mengusulkan pengiriman pasukan perdamaian untuk stabilisasi Gaza. Usulan ini menjadi bagian dari rencana pembangunan kembali Gaza setelah gencatan senjata tercapai, menunjukkan Indonesia siap terlibat langsung dalam misi perdamaian yang berisiko tinggi ini.