VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyoroti potensi mineral tanah jarang (rare earth) yang terkandung dalam limbah tambang timah di Bangka Belitung. Ia menilai kandungan tersebut bisa menjadi sumber ekonomi strategis baru bagi Indonesia.
“Yang lebih merisaukan tetapi juga memberi harapan, ternyata limbahnya, limbahnya memiliki nilai yang sangat tinggi, karena limbahnya ternyata berisi mineral-mineral yang disebut tanah jarang, rare earth. Jadi, saudara-saudara, mungkin pejabat-pejabat kita tidak mengerti, dia kira limbah, padahal tanah jarang,” kata Presiden dalam pertemuan bersama pimpinan partai politik di Jakarta, Senin (29/9/2025)
Untuk memaksimalkan potensi itu, Presiden memerintahkan Direktorat Jenderal Bea Cukai merekrut tenaga ahli kimia. Tujuannya agar limbah tambang dapat diperiksa secara detail dan potensi mineralnya teridentifikasi.
“Ini saya sekarang perintahkan Bea Cukai itu harus merekrut beberapa ahli kimia supaya (bisa) ngecek. Dia lihat pasir, padahal pasir ini nilainya luar biasa. Di bidang lain juga sama, nikel, batu bara, bauksit, hampir semua terdapat tambang-tambang ilegal yang sangat besar dan banyak. Ini saya perintahkan untuk segera ditertibkan, dibersihkan tambang ilegal, atau diambil alih negara,” ujar Prabowo.
Meski menekankan peluang ekonomi baru, Presiden juga tetap menyoroti penyelundupan timah dari sekitar 1.000 tambang ilegal di Bangka Belitung yang selama ini merugikan negara triliunan rupiah.
“Bangka Belitung cukup lama menjadi pusat tambang timah terkemuka di dunia. Itu terdapat 1.000 tambang ilegal. 1.000 tambang ilegal. Mulai tanggal 1 September kemarin, saya perintahkan TNI, Polri, Bea Cukai bikin operasi besar-besaran di Bangka Belitung, menutup yang selama ini hampir 80 persen hasil timah diselundupkan. 80 persen timah, kita, kita tutup!,” tegasnya.
“Sekarang tutup, tidak bisa keluar, sampan pun tidak bisa keluar,” sambung Prabowo.
Presiden optimistis langkah bersih-bersih tambang ilegal sekaligus pemanfaatan potensi rare earth akan meningkatkan penerimaan negara. “Ini menjanjikan bahwa bila kita tegakkan ini InSya-Allah penerimaan negara jauh lebih besar, kebocoran kita tutup sehingga negara akan makmur,” pungkasnya.