VOICEINDONESIA.CO, Bangkalan – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya penggunaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar penyelenggaraan program kesejahteraan sosial.
Ia juga mengajak para kepala daerah se-Madura untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat.
Hal itu disampaikan Gus Ipul usai menghadiri kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Sekolah Rakyat dan Kesejahteraan Sosial di Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (27/9/2025).
Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka, Apa Tanggapan Pemerintah?
Acara turut dihadiri anggota Komisi VIII DPR RI Ansari, Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Wakil Bupati Fauzan Jafar, serta pejabat daerah dari empat kabupaten di Madura.
Menurut Gus Ipul, DTSEN harus menjadi pedoman bersama dalam pengentasan kemiskinan agar intervensi program tepat sasaran.
“Dengan data tunggal, kita bisa mempertajam sasaran lalu melakukan intervensi bersama-sama. Harapannya penurunan kemiskinan di Madura lebih signifikan,” ujarnya.
Baca Juga: Dugaan Pemalsuan Tahun Lahir Pemohon Paspor Baru, Diduga Terkait Perdagangan Manusia
Ia menjelaskan, pemutakhiran data menjadi kunci karena kondisi sosial ekonomi masyarakat bersifat dinamis.
Pemutakhiran dilakukan melalui dua jalur: formal, lewat musyawarah desa hingga dinas sosial; dan partisipatif, melalui aplikasi Cek Bansos.
“BPS tidak bisa bekerja sendirian, perlu dukungan kepala daerah dan masyarakat,” katanya.
Selain penyaluran bansos yang lebih tepat sasaran, Gus Ipul menekankan perubahan paradigma dari bantuan ke pemberdayaan agar masyarakat tidak bergantung pada bantuan sosial.
“Di era Presiden Prabowo, fokusnya adalah memperkuat pemberdayaan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga mengajak kepala daerah menyukseskan program Sekolah Rakyat. Di Bangkalan, Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 51 akan diresmikan pada 30 September 2025 untuk jenjang SD dan SMP.
Sekolah gratis berasrama ini ditujukan bagi anak-anak miskin dari desil 1 dan 2 DTSEN.
Ia menegaskan, tidak boleh ada praktik suap atau titipan dalam proses penerimaan siswa.
“Yang bisa masuk adalah anak-anak miskin ekstrem, jangan ada sogok menyogok,” tegasnya.
Sekolah Rakyat, lanjutnya, tak hanya mengajarkan akademik, tetapi juga keterampilan, pendidikan karakter, dan nilai-nilai keagamaan dengan melibatkan ulama dan pengasuh pesantren.