VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa mengakui sistem perpajakan Coretax milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih menghadapi sejumlah persoalan teknis. Namun, ia memastikan proses perbaikan yang dilakukan tidak akan menelan biaya tambahan yang signifikan.
Purbaya menjelaskan bahwa pihaknya hanya mempekerjakan staf ahli Menteri di bidang IT untuk membantu proses perbaikan sistem perpajakan baru tersebut.
“Jadi tentang biaya Coretax tadi, nggak ada penambahan biaya, paling nambah biaya bayar gaji staff,” ujar Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Baca Juga: Purbaya Bongkar Kualitas Code Coretax: Tak Profesional
“Itu kan saya jadikan tenaga ahli di saya, ahli IT-nya itu,” tambahnya.
Menkeu menegaskan bahwa biaya gaji staf ahli tersebut merupakan pengeluaran biasa yang sudah ada dalam pos anggaran regular, bukan pengeluaran istimewa.
“Itu gaji biasa yang memang ada post pengeluarannya yang biasa, yang nggak ada istimewa,” jelasnya.
Baca Juga: Anggaran MBG Baru Terserap 29 Persen, Ini Kata Menkeu
Purbaya juga memastikan tidak akan membentuk tim baru yang secara khusus menangani masalah perbaikan sistem Coretax. Strategi yang dipilihnya adalah memperkuat tim IT yang sudah bekerja menangani sistem perpajakan tersebut dengan staf ahlinya.
“Jadi saya tanya sama orang saya, itu orang IT jago-jago nggak? Jago-jago, semuanya jago, cuma nggak tahu arah ke mana, jadi orang-orang bingung lah, pintar tapi bingung,” jelas Purbaya.
“Jadi diarahkan sama teman-teman tim saya tadi, yang staf ahli-tenaga ahli saya,” ujarnya.
Menkeu menilai dari sisi programming dan coding, tim IT yang ada sudah bagus dan tidak ada masalah. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk tidak membentuk tim baru melainkan memperkuat tim yang sudah ada.
“Dari sisi programming, coding, nggak ada masalah, katanya bagus-bagus,” katanya.
“Jadi kita nggak akan buat tim baru, tim yang ada diperkuat,” tegasnya.
Purbaya menjelaskan bahwa Coretax terdiri atas beberapa lapisan sistem yang secara terus menerus diperbaiki. Untuk bagian perangkat lunak yang dapat dikendalikan langsung oleh tenaga ahli Indonesia, sebagian besar sudah diperbaiki.
Namun, ada beberapa bagian yang masih dikerjakan oleh pihak ketiga dari penyedia sistem dari luar negeri. Pihak LG baru akan menyerahkan akses penuh pada Desember 2025 karena mereka masih mengerjakan bagian tersebut.
“Cuma ternyata masih ada bagian-bagian yang terikat kontrak dengan pihak LG, di mana kita belum dikasih akses ke sana, karena mereka masih mengerjakan itu,” terangnya.
“Itu baru Desember baru dikasih ke kita ya,” tambahnya.
Setelah mendapatkan akses penuh dari perusahaan pihak ketiga tersebut, Purbaya menargetkan seluruh pembenahan sistem Coretax akan rampung awal tahun depan. Ia yakin perbaikan akan selesai pada Januari 2025, khususnya untuk aspek keamanan dan infrastruktur.
“Saya yakin nanti begitu dikasih ke kita, Januari-Februari udah selesai itu, Januari udah selesai harusnya security dan infrastruktur,” ucap Purbaya.
“Infrastruktur sangat amat cukup, sangat amat cukup, tinggal dimaksimalkan pemanfaatannya,” ujarnya.
Dari sisi keamanan, Purbaya memastikan bahwa sistem Coretax sudah lebih andal. Ia bahkan berani menjamin kasus kebocoran data Coretax tidak akan terulang kembali.
“Sekarang security-nya Cortex sudah bagus sekali, kan dulu saya bilang cybersecurity-nya 30 dari 100, sekarang sudah 95 plus,” paparnya.
“Jadi nilainya sudah A plus itu security-nya. Ini cepat sekali membaiknya, dalam waktu yang singkat dari D sampai E, jadi A plus,” jelasnya.
Purbaya menegaskan keamanan siber Coretax kini sudah sangat baik. Ia menyebut sebelumnya ada data Coretax yang ternyata dijual di luar dan ada yang bocor, namun sekarang hal tersebut hampir pasti sudah tidak bisa terjadi lagi.
“Jadi cybersecurity-nya sudah bagus sekali,” katanya.
“Kemarin kan ada data Cortex ternyata dijual di luar ya, ada yang bolong gitu. Sekarang hampir pasti sudah nggak bisa lagi,” tegas Purbaya.
