VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Jamu kini dipandang sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai warisan budaya, jamu tidak hanya bertahan, tetapi berkembang menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi kreatif nasional.
Festival Jamu di Epiwalk, Jakarta Selatan, menjadi ajang pembuktian transformasi jamu sebagai produk tradisional yang mampu bersaing di pasar modern. Acara ini menghadirkan berbagai inovasi jamu, edukasi rempah, hingga pengalaman interaktif yang menyasar generasi muda.
Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kementerian Ekraf, Yuke Sri Rahayu, menyoroti kekuatan budaya lokal yang menjadi fondasi pengembangan industri jamu di Indonesia.
Baca Juga: Menaker dan Menekraf Jalin Sinergi Perkuat SDM di Sektor Ekonomi Kreatif
“Kita sedang melestarikan budaya dan tradisi Indonesia, sekaligus mendorong inovasi agar tetap relevan. Kita patut bersyukur karena bangsa ini dibekali keberagaman budaya yang luar biasa. Saya rasa jamu itu berasal dari kata ‘jawa’ dan ‘ngramu’ doa untuk kesehatan. Dan kini, jamu bukan hanya warisan, tapi juga the new engine of growth bagi Indonesia,” ujar Deputi Yuke pada Minggu (27/7/2025).
Yuke menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan ekonomi berbasis budaya. Menurutnya, jamu adalah contoh konkret bahwa tradisi dapat bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi masa depan.
Baca Juga: Menekraf: Indonesia Punya Potensi Bersaing di Industri E-Sport
Kemenparekraf menempatkan festival ini sebagai upaya memperkuat literasi budaya dan ekonomi kreatif di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Dukungan terhadap pelestarian budaya tidak hanya dilakukan melalui regulasi, tetapi juga melalui aksi nyata dan kolaboratif.
Transformasi jamu menjadi produk ekonomi kreatif dinilai sebagai bentuk adaptasi budaya yang mampu menjawab tantangan zaman. Festival ini menjadi bukti bahwa pelestarian dan inovasi bisa berjalan beriringan.
Zona permainan tradisional yang dikemas secara kreatif juga menjadi bagian dari festival ini. Anak-anak dan remaja diajak mengenal budaya lokal melalui pengalaman menyenangkan dan edukatif tanpa kehilangan nilai aslinya.