VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan kembali posisi Indonesia terkait hubungan dengan Israel. Indonesia disebut tidak akan melakukan pengakuan maupun normalisasi, kecuali Israel terlebih dahulu mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
“Posisi Indonesia sangat clear bahwa tidak akan ada pengakuan dan normalisasi dengan Israel baik melalui Abraham Accords atau platform lainnya, kecuali Israel terlebih dahulu mau mengakui negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” kata juru bicara Yvonne Mewengkang.
Yvonne menambahkan, sikap tersebut juga sudah berulang kali ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri RI. Menurutnya, visi atau rencana apa pun yang menyangkut Israel harus diawali dengan pengakuan penuh terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
Pernyataan itu disampaikan Kemlu sebagai respons atas munculnya baliho yang ramai beredar di media sosial. Dalam baliho tersebut, Israel mencantumkan foto Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Melalui unggahan akun X @AbrahamShield25, disebutkan bahwa Koalisi Israel untuk Keamanan Regional meluncurkan kampanye papan reklame baru. Kampanye itu mendorong pemerintah mendukung inisiatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza sekaligus memperluas Perjanjian Abraham.
Dalam baliho tersebut terpampang foto Presiden Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sejumlah pemimpin Arab moderat, Presiden Indonesia, serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pesannya berbunyi: “Yes to Trump’s Plan – GET IT DONE.”
Koalisi Israel untuk Keamanan Regional—kelompok non-partisan yang terdiri dari lebih dari 120 pemimpin senior di bidang keamanan, kebijakan, dan ekonomi—menyebut usulan Trump sebagai langkah serius dan bertanggung jawab. Mereka menilai inisiatif itu bisa mengubah keunggulan militer Israel menjadi terobosan diplomatik strategis, sekaligus menciptakan realitas baru di Gaza tanpa Hamas.