Dia menegaskan pentingnya kerja sama ini sebagai solusi untuk menyerap lulusan tenaga keperawatan di Banjarmasin, yang setiap tahunnya mencapai 1.000 orang, namun hanya sekitar 20 persen yang terserap di pasar kerja lokal.
Testimoni positif dari Jepang mengenai etos kerja dan sikap tenaga care giver dari Banjarmasin, kata dia, turut memperkuat optimisme terhadap program ini.
“Saya berharap siapa pun yang terpilih sebagai wali kota berikutnya bisa melanjutkan program ini. Lima tahun ke depan, ketika mereka kembali, kami akan menyiapkan peluang di rumah sakit atau jika mereka ingin membuka klinik sendiri, standar layanan mereka bisa menyamai Jepang,” katanya. *