Baca Juga : SBMI Audiensi dengan Dubes RI untuk Kamboja Bahas Isu Online Scam
Dia melanjutkan bahwa skema government to government (G to G) untuk penyaluran pekerja migran antara pemerintah Indonesia dengan Jepang pada sektor petugas kesehatan (nakes) dan perawat cukup menarik.
Namun, kesiapan kompetensi hingga keahlian bahasa menjadi catatan penting sebelum dapat memasuki peluang tersebut. Dia pun telah mendorong sekolah-sekolah kesehatan seperti Poltekkes dan STIKES untuk mulai memasukkan bahasa Jepang dalam kurikulumnya. “Jadi ketika lulus, tidak mulai dari nol untuk kompetensi bahasa Jepangnya,” kata Wamen Christina.
Wamen Christina kemudian menyoroti sistem penempatan pekerja migran di Jepang, Ia menganggap skema penempatan melalui perusahaan penempatan pekerja migran (P3MI) akan lebih melindungi pekerja migran Indonesia dibandingkan berangkat secara mandiri atau melalui rekrutmen yang dilakukan agensi dari luar negeri ke sekolah-sekolah.
“Ada jaminan pelindungan terhadap pekerja migran yang bisa kami pastikan terpenuhi,” katanya.