“Tanpa pelatihan yang cepat dan inklusif, banyak pekerja berisiko tertinggal,” ujar Menaker.
Baca Juga: Wamenaker Apresiasi PT Vale, Sebut Jadi Role Model Integritas Ketenagakerjaan
Indonesia merespons tantangan ini dengan mengadopsi People-Centered Approach (PCA), pendekatan yang menempatkan martabat, potensi, dan aspirasi manusia sebagai inti dari setiap kebijakan dan keputusan ketenagakerjaan. Strategi ini dipandang sebagai kunci untuk menghadapi era transformasi digital.
“Pendekatan ini diterjemahkan secara konkret melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan, seperti pemerintah, dunia usaha, serikat pekerja, dan lembaga pelatihan dalam semangat gotong royong,” kata Yassierli.
Kemnaker merancang strategi nasional dengan tiga pilar utama untuk menghadapi disrupsi digital. Pilar tersebut meliputi memperkuat fondasi SDM, mereformasi kelembagaan dan dialog ketenagakerjaan, serta memanfaatkan inovasi digital seperti program AI for SIAPKerja.
Menaker mengajak seluruh negara untuk bersama-sama mempersiapkan keterampilan masa depan, memperluas pelatihan ulang, dan membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif. Target ini menjadi krusial untuk menciptakan dunia kerja yang adil dan produktif di era transformasi digital.