Jakarta – Beredar surat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, Arab Saudi terkait evaluasi sementara pilot project sistem penempatan satu kanal (SPSK) di Arab Saudi kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Ketanagakerjaan dan Kepala BP2MI.
Surat yang diparaf Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi (KAS) Abdul Aziz Ahmad tertanggal 13 April 2023 tersebut mengungkap beberapa kendala penerapan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan SPSK di Arab Saudi.
KBRI Riyadh menyampaikan secara umum penempatan PMI dengan SPSK belum berjalan sebagaiamana yang diharapkan hal itu ditandai dengan rendahnya minat mega company (syarikah) dan lambanya supply dari Indonesia.
Sejak Januari 2023 hingga sekarang KBRI baru menerima berkas pengajuan penempatan (Job order/demand letter) PMI dari satu syarikah (holoul) yang bekerja sama dengan tiga P3MI, yaitu PT Millenium Muda Makmur, PT Deka Perkasa Adijaya, dan PT Duta Tangguh Selaras.
Pengajuan JO/DL dari syarikah/holoul dimaksud dengan catatan pengajuan berjumlah 2100 orang, namun hanya 2 (dua) orang yang telah mengajukan endorsment perjanjian kerjanya.
Menanggapi surat dari KBRI Riyadh soal SPSK yang beredar, Direktur Bina Penempatan dan Pelindungan PMI (P2MI) Kementerian Ketenagakerjaan, Rendra Setiawan menyampaikan jika pihaknya akan membalas surat terkait.
“Iya saya akan membalas brafaks tersebut, lagi dibuat ini,” Jelas Rendra singkat kepada VoiceIndonesia.