VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) tengah mendorong transformasi besar dalam sistem penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui penguatan kompetensi dan kolaborasi lintas lembaga pelatihan.
Langkah ini dinilai menjadi kunci agar pekerja migran semakin profesional dan mampu bersaing di pasar global.
Direktur Jenderal Penempatan KemenP2MI Ahnas menegaskan bahwa peningkatan kualitas dan profesionalisme pekerja migran tidak bisa dilakukan secara setengah-setengah.
Baca Juga: Pemerintah Genjot Digitalisasi Layanan Penempatan Kerja
“Kita sedang memperkuat kapitalisasi dalam meningkatkan profesionalisme dan kompetensi. Proses pelatihan harus benar-benar terstruktur dan mengikuti standar yang berlaku agar menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing,” ujar Ahnas saat bertemu dengan DPP Perkumpulan Pengelola Pelatihan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Menurut Ahnas, perbaikan sistem penempatan harus dimulai dari hulu, yaitu dari proses pelatihan yang berstandar dan terukur.
Ia menilai peluang kerja di luar negeri semakin terbuka lebar, namun kesiapan dan kualitas tenaga kerja harus menjadi prioritas utama.
“Peluang penempatannya semakin terbuka di berbagai negara. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kesiapan tenaga kerja menjadi kunci,” tegasnya.
Baca Juga: Kepala Sekolah Rakyat Wajib Punya 5 Kompetensi Ini
Selain memperkuat pelatihan, KemenP2MI juga menekankan pentingnya kolaborasi antara asosiasi penempatan, lembaga pelatihan, dan dunia pendidikan dalam membangun ekosistem penempatan yang transparan, efisien, dan berkelanjutan.
“Kami terus bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk dunia pendidikan dan pelaku usaha. Informasi peluang kerja di luar negeri harus disampaikan dengan baik agar proses penyiapan tenaga kerja bisa lebih tepat sasaran,” jelas Ahnas.
KemenP2MI kini juga tengah mendorong integrasi pelatihan vokasi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja internasional, termasuk melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.
“Kami ingin agar hasil pendidikan dan pelatihan di dalam negeri benar-benar berakhir pada keberhasilan penempatan di luar negeri. Jangan hanya berhenti di tataran diskusi tanpa implementasi nyata,” ujarnya.
Transformasi sistem penempatan ini menjadi bagian dari visi besar pemerintah untuk menjadikan pekerja migran Indonesia dikenal di dunia sebagai tenaga profesional yang berdaya saing global dan berintegritas tinggi.
