VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, melakukan pertemuan dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey, di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Ada beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut, di antaranya terkait peluang kerja bagi pekerja migran kerja Indonesia di Inggris dan persepsi Pemerintah Inggris terhadap pekerja migran saat ini.
Wamen Christina menyatakan, pertemuan ini menjadi langkah awal mengidentifikasi sektor mana saja yang terbuka dan paling berpeluang untuk dijajaki pemerintah Inggris dan Indonesia.
Baca Juga: Bangun Ekosistem Terpadu, KP2MI Siapkan Mingrant Center dan Migrant Class di Bengkulu
“Skill worker (pekerja migran terampil) ke Inggris menjadi salah satu sektor pekerjaan yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Kami ingin mengetahui langsung bagaimana persepsi dan kebijakan Pemerintah Inggris saat ini terkait pekerja migran, mengingat isu migrasi kerap menjadi isu politik yang sensitif di banyak negara,” ujar Christina.
Wamen P2MI juga menyebut, Dubes Dominic Jermey juga memberikan beberapa catatan penting terkait perlindungan pekerja migran.
Salah satunya penekanan pentingnya pengawasan ketat di proses rekrutmen dan penempatan.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Evakuasi Warga Indonesia Terdampak Konflik Kamboja – Thailand
Hal itu, untuk mencegah terjadinya skema penipuan atau biaya perekrutan yang berlebihan dan berpotensi menyeret pekerja migran ke dalam praktik kerja paksa atau eksploitasi.
“Pak Dubes mengingatkan agar pelindungan tenaga kerja Indonesia di Inggris betul-betul menjadi perhatian kedua negara. Jangan sampai proses rekrutmen yang tidak adil membebani pekerja hingga mereka tidak bisa membayar kembali biaya yang dikeluarkan. Ini bisa menyerupai praktik perbudakan,” jelas kandidat doktor ilmu hukum itu.
Selain soal pengawasan, isu lain yang juga mengemuka dalam diskusi tersebut yaitu adanya peluang kerja untuk sektor care worker, dimana tidak hanya terbatas pada perawat, tapi juga profesi lain seperti fisioterapis.
Ditambahkannya, Pemerintah Inggris juga menunjukkan ketertarikan terhadap kolaborasi di bidang care worker, termasuk lewat penguatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan.
“Rencananya di bulan September nanti, Bapak Presiden akan berkunjung ke Inggris untuk melakukan beberapa pertemuan. Juga ada wacana Universitas dari Inggris di bawah Russell Group yang akan masuk di Indonesia dan membuka jenjang S1 dan S2 serta program training untuk health care worker,” imbuh Christina Aryani.