VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, mengungkapkan bahwa terdapat 27.845 peluang kerja bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Turkiye yang akan dibuka pada tahun 2026.
Peluang tersebut merupakan hasil tindak lanjut kerja sama antara Kementerian P2MI dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara yang dilakukan pada Senin (27/10/2025).
“Ada 16.415 peluang kerja yang telah diverifikasi oleh Bapak Duta Besar dan tim KBRI, serta 11.430 lainnya masih dalam proses. Totalnya mencapai 27.845 peluang kerja di Turkiye untuk tahun 2026, dan ini perlu kita garap serius agar terealisasi,” ujar Christina dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Baca Juga: Buruh Tuntut Kenaikan UMP 2026 Hingga 10,5 Persen, Begini Kata Menaker
Selain pertemuan dengan KBRI, Wamen Christina juga melakukan pertemuan dengan Deputy Minister of Labour and Social Security Republik Turkiye untuk membahas kerja sama di bidang ketenagakerjaan dan penempatan pekerja migran Indonesia.
“Turkiye merupakan destinasi potensial bagi pekerja migran Indonesia, terutama di sektor hospitality dan manufaktur. Namun, perlu kesiapan dari sisi sertifikasi dan uji kompetensi teknis,” jelas politisi Partai Golkar tersebut.
Christina menambahkan, perhatian besar Presiden Prabowo Subianto terhadap hubungan Indonesia–Turkiye menjadi momentum penting memperkuat kerja sama ketenagakerjaan.
Ia menilai hubungan kedua negara semakin erat setelah kunjungan kenegaraan yang dilakukan secara bergantian oleh Presiden Prabowo dan Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Pembahasan UMP 2026 Bakal Libatkan Buruh Hingga Pemgusaha
Selain dengan pejabat pemerintah, Christina juga bertemu dengan Turkiye İş Kurumu (ISKUR), lembaga ketenagakerjaan pemerintah Turkiye yang memiliki fungsi serupa dengan KemenP2MI.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas pemetaan peluang kerja, pertukaran informasi tenaga kerja, serta peluang transfer teknologi.
“ISKUR sudah menerapkan sistem digitalisasi ketenagakerjaan yang sangat maju, mulai dari pendataan, penempatan, hingga job matching. Ini relevan bagi Indonesia karena bisa meningkatkan efisiensi dan transparansi penempatan pekerja migran,” ungkapnya.
Menurut Christina, rangkaian pertemuan di Turkiye menegaskan komitmen pemerintah Indonesia membuka akses kerja luar negeri yang aman, legal, dan bermartabat bagi PMI.
“Turkiye adalah mitra strategis yang potensial. Kami akan memastikan setiap peluang kerja yang dibuka benar-benar melalui mekanisme resmi serta menjamin pelindungan penuh bagi pekerja migran Indonesia,” tegasnya.
