VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Regulasi pemerintah yang dinilai memperberat langkah pekerja migran Indonesia mendapat sorotan dalam podcast YouTube @CeritaUntungs bersama Arie Untung dan Miss Yuni pada Minggu (14/09/2025).
Dalam perbincangan itu dibahas bagaimana ribuan masyarakat kecil harus mencari pekerjaan ke luar negeri karena sulitnya lapangan kerja di dalam negeri. Aturan yang berlapis justru mempersempit ruang mereka untuk bekerja secara layak.
Miss Yuni menegaskan suara rakyat kecil kerap tidak didengar oleh pengambil kebijakan. Menurutnya, pekerja migran hanya ingin mencari nafkah halal, bukan menjadi korban aturan yang tumpang tindih.
Baca Juga: Kuota Migran Profesional Dinilai Masih Kurang
“Kami rakyat kecil meminta suara kami didengar. Jika pemerintah tidak bisa menyediakan pekerjaan, jangan dipersulit saat kami ingin mencari kerja ke luar negeri,” ujarnya dikutip VOICEINDONESIA.CO, Senin (15/9/2025).
Ia juga menyoroti perjanjian antarnegara yang kadang membatasi akses pekerja migran. Akibatnya, banyak orang terpaksa mencari jalur alternatif yang justru berisiko tinggi.
Baca Juga: Target Remitansi Meningkat, Pemerintah Genjot Pelatihan Vokasional Bagi PMI
“Saat kalian membuat aturan dengan Makau tidak bisa, mereka memilih ke Kamboja. Penderitaan itu tidak selesai sampai di situ,” jelasnya.
Selain soal regulasi, ia menyebut peran agen penyalur tenaga kerja kerap tidak transparan. Banyak pekerja migran tertipu dengan janji gaji besar namun kenyataannya bekerja di sektor yang tidak sesuai.
“Seringkali orang dijanjikan kerja di negara tertentu, tapi ujungnya dilempar ke tempat lain dengan kondisi kerja yang jauh lebih buruk,” tegasnya.
Arie Untung menambahkan fenomena pekerja migran seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Menurutnya, keberangkatan ke luar negeri bukan hanya soal mencari uang, tetapi juga menyangkut perlindungan dan kehormatan bangsa.
“Kalau mereka dipersulit dengan aturan, akhirnya yang rugi bukan hanya para pekerja, tetapi juga negara karena citra kita ikut tercoreng,” ujarnya.
Podcast tersebut menutup dengan penekanan bahwa pekerja migran hanyalah rakyat kecil yang ingin memperbaiki taraf hidup. Mereka berharap pemerintah lebih berpihak dengan menyederhanakan aturan, meningkatkan pengawasan agen, serta memberikan perlindungan yang nyata sejak dari kampung halaman.