VOICEINDONESIA.CO,Tawau – Sebanyak 12 pelajar dari berbagai Community Learning Centre (CLC) di wilayah kerja Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau dikukuhkan sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2025.
Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Aula Nusantara Konsulat RI Tawau pada Jumat malam (15/8/2025), dipimpin langsung oleh Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan pembacaan Ikrar Paskibraka. Momen sakral berlanjut saat para anggota Paskibraka mencium Sang Merah Putih sebagai simbol penghormatan dan pengabdian.
Prosesi ditutup dengan pembacaan penetapan pengukuhan oleh Konsul RI dan penyematan pin Merah Putih serta pemasangan kendit Paskibraka.
Setelah dikukuhkan, wajah-wajah gembira dan semangat tinggi terpancar dari para anggota Paskibraka. Mereka siap melaksanakan tugas mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2025 di halaman Konsulat RI Tawau.
Kebahagiaan mereka bertambah saat dipertemukan dengan orang tua dan keluarga, yang terpisah selama hampir sebulan karena mengikuti pelatihan.
Selama hampir satu bulan, para calon Paskibraka menjalani latihan intensif di bawah bimbingan pelatih dari Konsulat RI Tawau, yang terdiri dari Perwira dan Bintara Indonesian Liaison Officer (ILO) TNI dan staf lokal.
Mereka diasramakan di shelter Konsulat, melatih fisik dan mental di bawah terik matahari, serta mengasah kedisiplinan, kekompakan, dan rasa cinta tanah air.
Seperti tahun sebelumnya, anggota Paskibraka KRI Tawau tidak hanya bertugas pada Upacara 17 Agustus, baik saat penaikan maupun penurunan bendera, tetapi juga akan mengemban tugas kehormatan pada setiap peringatan hari nasional. Mulai dari Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober), Hari Pahlawan (10 November), Hari Pendidikan Nasional (2 Mei), Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), hingga Hari Lahir Pancasila (1 Juni 2026).
Makna Strategis Paskibraka di Perbatasan Menurut Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, program Paskibraka di wilayah perbatasan memiliki makna strategis untuk membentuk karakter anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang lahir dan besar di perantauan.
“Pembentukan Paskibraka dan penugasan mereka selama hampir setahun merupakan upaya membentuk karakter anak-anak pekerja migran Indonesia yang lahir dan besar di rantau, agar memiliki rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan, dan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menambahkan, lulusan Paskibraka diharapkan menjadi teladan di lingkungannya, baik di keluarga, sekolah, maupun komunitas.
“Mereka adalah duta-duta kecil Indonesia di luar negeri. Dengan bekal disiplin, jiwa kepemimpinan, dan nasionalisme, mereka akan menjadi penggerak positif di lingkungannya,” imbuhnya.
Peran Penting Community Learning Centre (CLC)
CLC merupakan sekolah alternatif yang dibentuk atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Malaysia. Tujuannya untuk memenuhi hak pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia yang tinggal di perkebunan kelapa sawit. Di wilayah kerja KRI Tawau, terdapat sekitar 101 CLC dengan ribuan siswa yang mengikuti kurikulum Indonesia dan diajar oleh guru-guru yang direkrut dari tanah air.
Keberadaan CLC menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi muda Indonesia di luar negeri yang tidak hanya cerdas secara akademik,isalnya tetapi juga memiliki identitas kebangsaan yang kuat. Program seperti Paskibraka menjadi salah satu sarana pembelajaran karakter dan penguatan rasa nasionalisme bagi siswa-siswi CLC.
Dengan pengukuhan ini, Merah Putih akan berkibar gagah di angkasa Tawau, dikibarkan oleh tangan-tangan muda yang penuh semangat dan cinta pada Indonesia, yang kelak akan menjadi generasi emas Indonesia.