FLORES TIMUR – Sebanyak11 pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur meninggal di luar negeri selama periode tahun 2023. Hal tersebut disampaikan oleh Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Timur Ibda Anwar Sanusi mengatakan, terdapat belasan jenazah telah dipulangkan ke kampung halaman.
“Berdasarkan data Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT, ada 11 pekerja migran asal Flores Timur yang meninggal selama 2023. Semuanya ilegal atau non prosedural,” ujar Sanusi saat dihubungi, Senin (24/7/2023).
Sanusi menyebutkan jika dilihat dari data sejak tahun 2019, jumlah TKI ilegal asal Flores Timur yang meninggal di luar negeri sebanyak 61 orang. Diantaranya, 2019 sebanyak 12 orang; 2020 sebanyak 12 orang; 2021 sebanyak 13 orang; 2022 sebanyak 13 orang, dan pada 2023 sebanyak 11 orang.
“Terbaru itu Benediktus Kedeka Kaha (51), warga Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat, yang meninggal dalam tahanan,” ujarnya.
Baca Juga: Polisi Amankan Wanita Inisial S Diduga Penyalur PMI Ilegal ke Malaysia
Sanusi mengatakan, 61 pekerja migran ini semuanya ilegal atau non prosedural.
Dilihat dari kasus tersebut, selanjutnya, Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terus mengusahakan melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat yang hendak bekerja ke luar negeri. Sosialisasi ini mulai dari tingkat desa, lurah, kecamatan bahkan kabupaten. Selain itu bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dan pemuka agama.
“Kami terus melakukan imbau untuk gunakan agen yang resmi dan tidak tertipu dengan bujuk rayu dari para calo atau perekrut,” pungkas Sanusi.
Sementara itu, Ketua Jaringan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Flores Timur, Benedikta Noben da Silva mengimbau, warga yang hendak bekerja ke luar negeri untuk mengikuti prosedur atau aturan yang ditetapkan pemerintah.
Benedikta mengatakan, saat ini lebih dari 1.000 pekerja migran asal Flores Timur dan Lembata sedang bekerja di luar negeri tanpa dokumen lengkap.
“Ini yang sangat kita sayangkan, apalagi beberapa pekerja migran yang meninggal kebanyakan tidak memiliki dokumen lengkap,” ucapnya.