139 PMI Ilegal Dideportasi dari Malaysia, Mayoritas Berasal dari Sulsel

by Sintia Nur Afifah
0 comments
A+A-
Reset

VOICEINDONESIA.CO, Sulsel – Sebanyak 139 Pekerja Migran Indonesia (PMI) tanpa dokumen sah dideportasi dari Malaysia melalui Pelabuhan Nusantara Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada pagi Jumaat (24/10/2025).

Mereka tiba sekitar pukul 9 pagi waktu setempat menggunakan kapal KM Thalia sambil mengenakan pakaian seragam berwarna coklat. Para pekerja migran ini sebelumnya ditahan pihak Imigresen Malaysia di Tawau, Sabah kerana melanggar syarat imigresen.

Penyelaras Pos Perkhidmatan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Parepare, La Ode Nur Slamet mengatakan jumlah keseluruhan pekerja migran yang dideportasi dari Malaysia adalah 250 orang. Sebanyak 139 orang melalui Parepare dan selebihnya ke Nunukan.

Baca Juga: Dipastikan Ilegal, Pemerintah Tegaskan Belum Pernah Kirim PMI ke Kamboja

“Daripada jumlah itu, 114 orang berasal dari Sulawesi Selatan,” katanya.

La Ode menjelaskan masalah utama mereka adalah ketiadaan dokumen perjalanan seperti pasport, permit kerja tamat tempoh dan juga kes jenayah tertentu.

Baca Juga: KemenP2MI – DPRD Jatim Kawal Perlindungan PMI Nonprosedural

“Masalah utama mereka adalah ketiadaan dokumen perjalanan seperti pasport, permit kerja tamat tempoh dan juga kes jenayah tertentu,” katanya.

Sebaik tiba di Pelabuhan Parepare, mereka didaftar dan diberi makanan sebelum diarah pulang ke daerah masing-masing. La Ode menambahkan bagi mereka yang berasal dari luar Sulawesi Selatan, pihaknya akan berhubung dengan kerajaan tempatan masing-masing untuk urusan kepulangan.

“Semua kos ditanggung oleh kerajaan,” jelas La Ode.

Antara yang dideportasi ialah Rian, seorang pekerja migran dari Pinrang yang mendakwa telah bekerja di sebuah syarikat kelapa sawit di Malaysia selama 18 tahun. Dia memiliki dokumen lengkap ketika bekerja, namun berdepan masalah selepas meletak jawatan pada 2024.

“Saya sebenarnya ada dokumen, tapi selepas berhenti kerja, syarikat tidak kembalikan,” katanya.

Rian menjelaskan akibat syarikat enggan memulangkan dokumen asal miliknya, dia ditahan pihak Imigresen Malaysia selama 11 bulan di Tawau.

“Akibatnya saya ditahan pihak Imigresen Malaysia selama 11 bulan di Tawau,” katanya.

Kerajaan Indonesia sebelum ini menegaskan komitmen untuk terus memantau nasib rakyatnya yang bekerja di luar negara, terutama mereka yang berhadapan risiko penipuan, eksploitasi atau dideportasi tanpa dokumen sah.

Editorial VOICEIndonesia

Tentang VOICEINDONESIA.CO

LOGO-VOICEINDONESIA.CO-Copy

VOICEIndonesia.co Merupakan Rumah untuk berkarya, Menyalurkan Bakat, Ide, Beradu Gagasan menyampaikan suara Rakyat dari pelosok Negeri dan Portal berita pertama di Indonesia yang secara khusus mengulas informasi seputar Ketenagakerjaan, Juga menyajikan berita-berita Nasional,Regional dan Global . VOICEIndonesia.co dedikasikan bukan hanya sekedar portal informasi berita online biasa,Namun lebih dari itu, menjadi media mainstream online pertama di Indonesia,menekankan akurasi berita yang tepat,cepat dan berimbang , cover both side, reading tourism, user friendly, serta riset.

KONTAK

HOTLINE / WHATSAPP :

Follow VOICEINDONESIA.CO