Jakarta – Indomie Ayam Spesial belum lama ditarik dari peredaran di Taiwan karena diduga memiliki zat yang mengandung pemicu kanker.
Hal ini membuat Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum Pergizian Pangan Indonesia, Prof.Dr. Hardiansyah, M.S mengatakan anak usia satu tahun ke atas boleh mengonsumsi mi instan untuk mengenal beragam cita rasa.
“Kalau anak-anak tidak dikenalkan cita rasa, nanti dia jadi nggak mengenal cita rasa Indonesia,” kata Hardiansyah, dilansir dari ANTARA, Minggu (30/04/23).
Hardiansyah mengatakan bahwa produk mi instan lokal lebih aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak asal tidak berlebihan. Hal ini karena rasa dan kandungan gizi yang berbeda dari produk mi instan dari luar negeri.
“Saya rasa industri mi Indonesia itu mengenalkan banyak cita rasa makanan lokal. Ada cita rasa ayam geprek, rendang dan lain-lain. Jadi selagi tidak berlebihan dan tidak monoton itu nggak apa-apa,” kata Hardiansyah.
Hardiansyah juga menjelaskan hal yang mendasari keamanan kandungan gizi di mi instan produk Indonesia adalah bahan baku terigu untuk produk lokal yang wajib mengandung zat besi, asam folat, B1, B2 dan zinc.
“Kalau mie kita di dalam negeri, itu ditambahkan karena memang pemerintah mewajibkan semua terigu yang beredar di Indonesia dan diolah, itu diperkaya dengan zat besi, asam folat, B1,B2 dan zinc.
Namun disisi lain, Kepala Instalasi Gizi dan Produksi Makanan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Fitri Hudayani, SST., S.Gz, MKM, RD turut mengingatkan bahwa bumbu yang terdapat pada mi instan cenderung tajam untuk rasa asin dan gurih.
Menurut Fitri, jika anak terlebih dahulu mengenal rasa ini maka anak-anak khawatir kurang menyukai masakan rumahan lainnya.
“Jika sudah terlebih dahulu mengenal rasa yang asin dan gurih yang lebih tinggi dikhawatirkan makanan rumahan lainnya menjadi kurang disukai. Saran saya gunakan bumbu sedikit atau lebih baik membuat bumbu sendiri,” ujar Fitri.