Jakarta – Cuaca ekstrem mulai melanda beberapa negara seperti Bangladesh dan India yang mencapai 51 derajat.
Cuaca panas juga mulai dirasakan Indonesia, namun beberapa pakar menyebut bahwa cuaca panas tersebut masih normal.
Dwikorita Karnawati kepala Badan Meteoroloho Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa cuaca panas di Indonesia bukan dampak dari perkembangan panas gelombang panas seperti yang melanda Asia Selatan.
Cuaca panas diakibatkan fenomena gerak semu matahari yang sering terjadi setiap tahun. Variasi suhu maksimun 34 derajat Celcius hingga 36 derajat Celcius untuk wilayah Indonesia.
Akan tetapi cuaca panas perlu diwaspadai terutama di sektor pertanian.
Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengingatkan, cuaca panas di Indonesia mengancam ketahanan pangan dan sektor pertanian.
Meningkatnya suhu bumi berdampak pada suplai air dan ancaman kekeringan.
“Ketersediaan air sangat penting untuk hasil pertanian dan memastikan keamanan pasokan makanan kita. Oleh karena itu, air harus memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup,” kata Faisol di Jakarta, dilansir dari ANTARA (1/05/23).