VOICEINDONESIA.CO, Sidoarjo – Polda Jawa Timur (Jatim) terus memfokuskan upaya pada penyelamatan dan evakuasi korban runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Personel dari berbagai satuan kerja, termasuk Biddokkes, Brimob, Samapta, dan satuan lainnya, telah diterjunkan untuk membantu penanganan musibah ini.
Untuk memastikan proses evakuasi berjalan aman dan efektif, Polda Jatim menggandeng pakar konstruksi bangunan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Keterlibatan ahli konstruksi ini bertujuan untuk meminimalkan risiko bagi korban dan petugas SAR gabungan yang berada di dalam reruntuhan.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, langsung meninjau lokasi reruntuhan dan menegaskan prioritas utama adalah penyelamatan korban.
“Saya pastikan dulu untuk penyelamatan korban. Itu kita fokuskan dulu, karena masih ada beberapa korban yang perlu dievakuasi,” ujar Irjen Nanang saat berada di lokasi.
Tim Inafis Polda Jatim dan petugas gabungan bertindak hati-hati dalam proses penanganan karena bangunan musala masih berpotensi mengalami goncangan susulan.
“Kita lihat kondisinya, dan ini harus dipastikan oleh ahlinya dari ITS. Jangan sampai membahayakan petugas yang akan melakukan evakuasi,” ungkap Irjen Nanang.
Meskipun dua ekskavator telah disiagakan sejak Senin (29/9) malam, alat berat tersebut belum difungsikan karena getarannya dapat memicu goncangan yang berpotensi meruntuhkan puing bangunan.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast, menambahkan bahwa Polda Jatim dan tim SAR gabungan menggunakan alat-alat khusus yang lebih memungkinkan untuk melakukan penyelamatan terhadap para korban. “Saat ini fokus pada evakuasi dan penyelamatan korban, termasuk personel yang kita libatkan untuk menangani musibah ini,” pungkas Kombes Abast.(joe)