Baca Juga : Kunjungi Papua Barat, Mendikbud Dorong Transformasi Pendidikan
Sejumlah pengamat pendidikan menilai bahwa terdapat permasalahan besar dalam sektor pendidikan mulai dari banyak nya kasus korupsi di dunia pendidikan dibeberapa daerah, kualitas pengajar masih ada yang rendah, sistem pengajaran masih ada menganut sistem feodalistik, hingga kualitas lembaga pendidikan guru yang perlu banyak pembenahan. Belum lagi dampak pandemi Covid-19 yang secara signifikan menyebabkan hampir jutaan anak Indonesia putus sekolah permanen karena faktor ekonomi keluarga yang memburuk. Hal ini tentunya akan menjadi Problematika yang cukup besar bagi pemerintah untuk memperbaiki banyak hal di sektor pendidikan mulai dari kebijakan, kualitas SDM pengajar, kurikulum, pendidikan karakter, hingga kultur dalam kegiatan belajar mengajar.
Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya budi pekerti, karakter yang berbudaya dan humanis. Ia juga mengatakan bahwa pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu harus memiliki manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan bangsa. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya pendidikan karakter berlandaskan ideologi negara Pancasila, karena masa depan suatu bangsa tidak serta merta bergantung pada kompetensi kolektif (collective competency), tetapi juga karakter kolektif (collective character). Dengan kata lain, kompetensi akademik tanpa empati, kemanusiaan, moralitas, rasa cinta terhadap sesama, serta spiritualitas ini akan sia-sia karena sejatinya tujuan pendidikan.