“Dari pengakapan tersebut petugas mengamankan 2 unit kapal, 500 kg ikan, alat tangkap berupa 2 set jaring pair trawl dan mengamankan nahkoda kapal berinisial NTH dan NTA beserta 19 orang ABK. Para pelaku ini memanfaatkan cuaca buruk di perairan Natuna Utara, dengan harapan tidak ada kapal patroli Indonesia yang beroperasi. Untuk menghindari deteksi, kapal Vietnam tersebut mematikan AIS dan lampu selama melakukan penangkapan ikan”, ujarnya.
“Rencana para pelaku akan menjual hasil tangkapan ikan di negara asalnya, Vietnam. Menurut perhitungan penyidik, kerugian negara akibat aktivitas ilegal ini mencapai Rp 264 miliar. Untuk proses hukumnya, kita harap bisa diberikan hukuman maksimal dan dalam hal barang bukti kapal sesuai arahan Kabaharkam diharapkan putusan pengadilan dapat memusnahkan barang bukti kapal dengan cara dihancurkan/diledakan agar ada efek jera” sambungnya.
“Kedua Nahkoda Kapal tersebut diduga melanggarUU RI no 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU no 31 tahun 2004 tentang perikanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 92 dan atau pasal 97 Jo 85. Selanjutnya Kasus ini akan dilimpahkan ke PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) untuk penanganan lebih lanjut.” kata Dadan (*)