Tren positif berlanjut di tahun 2025. Data BPS Jatim per 3 Maret 2025 menunjukkan peningkatan luas panen pada Januari-April 2025 sebesar 20,17 persen (838.473 ha) dibandingkan periode yang sama tahun 2024 (697.727 ha). Produksi GKG juga naik 18,68 persen, dari 4.044.480 ton menjadi 4.800.015 ton, dan produksi beras meningkat dari 2.335.364 ton menjadi 2.771.626 ton.
Baca juga: Komnas HAM Kecam Kekerasan Terhadap Jurnalis
Khofifah menghubungkan peningkatan ini dengan penggunaan teknologi modern seperti combine harvester, varietas unggul, dan kemudahan akses pupuk. Biaya produksi per hektare di wilayah panen utama mencapai Rp18-20 juta, dengan produktivitas 6,5-7,5 ton per hektare dan harga gabah stabil di Rp6.500 per kg. Ia mencontohkan panen di Ngawi yang mencakup 1.000 ha dengan varietas Inpari 32 dan sistem tanam Jarwo 4.1.
Selain panen raya, Khofifah juga menyoroti peningkatan luas tambah tanam padi hingga 628.110 ha dan penyerapan gabah oleh Bulog Jatim yang mencapai 25,36 persen dari target. Pemerintah provinsi terus mendukung petani melalui bantuan benih, alat pertanian, dan pendampingan. Khofifah berharap panen raya ini memperkuat semangat untuk pertanian maju, mandiri, dan modern di Jawa Timur.