“Kita harus berikan pulling factor di sana, nakes yang ditempatkan kalau dari pusat berikan mereka batas waktu, misalnya satu tahun atau dua tahun, setelah itu mereka balik, sukses, segera penuhi maunya ke mana, supaya dia ada harapan,” ujarnya.
Sementara terkait pushing factor, misalnya, lebih kepada adanya konflik di daerah, ketiadaan infrastruktur hiburan, dan lain sebagainya.
Hal ini menjadi tantangan bagi daerah terpencil sehingga perlu kebijakan atau manajemen yang lebih adaptif, salah satunya dengan melakukan pemetaan para nakes di daerah-daerah.
Terkait hal itu, dibutuhkan sinergi antara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Saya sarankan juga perbanyak sekolah-sekolah kesehatan, baik yang sampai tertinggi kedokteran sampai yang sekolah-sekolah vokasi di bidang kesehatan diperbanyak di daerah-daerah yang sulit ini,” tandasnya.