VOICEINDONESIA.CO, Bandung – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf membuka Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah Rakyat 2025 di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (27/10/2025).
Dengan mengenakan jas almamater Sekolah Rakyat, pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menyatakan bahwa pelatihan ini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan pimpinan sekolah yang inovatif, berintegritas, dan visioner demi peningkatan mutu pendidikan nasional.
“Ini adalah panggilan sejarah. Sekolah Rakyat merupakan manifestasi dari Pasal 34 UUD 1945, bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, salah satunya melalui Sekolah Rakyat,” ujar Gus Ipul.
Baca Juga: WNI Diimbau Tak Cari Kerja Ke Kamboja, Cak Imin: Bukan Negara Aman
Menurutnya, Sekolah Rakyat menjadi episentrum pengentasan kemiskinan terpadu, tempat negara hadir untuk masyarakat yang belum tersentuh pembangunan.
Dalam arahannya, Gus Ipul menekankan lima kompetensi utama yang wajib dimiliki oleh Kepala Sekolah Rakyat.
Pertama, kompetensi kepribadian, yakni integritas dan kedisiplinan.
“Intinya, melakukan hal yang sama baik ada orang maupun tidak ada orang. Itu yang disebut integritas,” tegasnya.
Kedua, kompetensi manajerial, yang menuntut kemampuan merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi program sekolah.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Kaji Pengiriman Pasukan TNI ke Gaza
Ketiga, kompetensi supervisi, di mana kepala sekolah dituntut mampu membimbing dan mengevaluasi kinerja guru.
“Kalau di Indonesia pemimpin tertingginya Presiden, maka di Sekolah Rakyat, pemimpin tertingginya adalah kepala sekolah,” ujarnya.
Keempat, kompetensi kewirausahaan, yaitu kemampuan membaca peluang dan mengembangkan sekolah secara inovatif.
“Kita harus berani mengambil risiko yang terukur. Menangani kemiskinan itu tidak bisa diefisienkan, tapi harus dijalankan dengan perhitungan,” jelas Gus Ipul.
Kelima, kompetensi sosial, yakni kemampuan membangun hubungan harmonis dengan SDM sekolah dan masyarakat sekitar.
Gus Ipul menyebut Sekolah Rakyat sebagai miniatur pengentasan kemiskinan terpadu.
“Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat keluarga berproses menuju kemandirian. Anak disekolahkan, orang tuanya diberdayakan, rumahnya diperbaiki, dan seluruh kebutuhan sosialnya dijamin negara,” paparnya.
Ia berharap para kepala sekolah dapat menjadi agen perubahan sosial.
“Yang lulus nanti bukan hanya siswanya, tapi juga keluarganya—mereka tidak lagi penerima bansos, tapi menjadi keluarga yang mandiri,” tuturnya.
Kepala BBGTK Jawa Barat Sugito Adiwarsito menjelaskan pelatihan berlangsung selama 9 hari, sejak 26 Oktober hingga 3 November 2025, dengan total 110 jam pembelajaran.
“Mereka akan belajar mandiri, melakukan studi kasus di sekolah masing-masing, berdiskusi, serta mengunjungi sekolah rujukan untuk membuat model pemecahan masalah,” kata Sugito.
Diketahui, sebanyak 95 bakal calon kepala sekolah dari berbagai daerah mengikuti pelatihan tersebut.
